10/24/2021

Yeayyy!!! I am Fully Vaccinated! | Efek Samping Vaksin Sinovac

 

deseret.com

Melanjutkan dari cerita gue sebelumnya waktu vaksin pertama di sini, sekarang gue mau cerita kalau gue sudah fully vaccinated. Yeayyy.

Oiya, jadi gue disuntik vaksin kedua ini di tempat gue nugas sebagai petugas input data penerima vaksin di lokasi vaksinasi wilayah tempat tinggal gue. Jadi di wilayah RW lingkungan rumah gue mengadakan sentra vaksinasi khusus buat warga sekitar yang belum mendapatkan vaksinasi, baik yang pertama atau yang kedua. Sentra vaksinasi pertama itu dilaksanakan pada tanggal 13 September 2021, dengan kuota vaksin kurang lebih 800 dosis. Nah, di hari pertama itu, gue juga bertugas jadi petugas input datanya. Dari pagi hingga menjelang sore, warga yang datang, khususnya yang mendapatkan undangan dari RT/RW setempat, sangatlah antusias. Gue yang seharian di sana juga banyak melihat ekspresi-ekspresi ataupun reaksi warga ketika jarum hendak disuntikkan ke tangan mereka. Hehehe. Ada yang datar, ada yang takut, bahkan ada yang menangis. Ya memang rasa takut setiap orang berbeda-beda, ya. Dulu gue juga takut banget sama jarum suntik. Tapi, semenjak gue sering ketemu jarum suntik, lama-lama jadi terbiasa. Hehehe.

Dokumentasi pribadi

Lanjut ke hari di mana gue vaksin kedua. Pada tanggal 11 Oktober 2021, hari itu gue jadi petugas input data lagi di tempat yang sama. Wilayah RW lingkungan rumah gue mengadakan kembali sentra vaksinasi untuk melengkapi kegiatan yang pertama di tanggal 13 September 2021. Kali ini dengan dosis lebih banyak yaitu sekitar 1000 dosis. Sebetulnya, gue tidak ada niatan untuk ikut vaksinasi kedua di situ meskipun gue sebagai petugas. Karena, gue khawatir setelah disuntik, tangan gue pegal-pegal dan gak bisa efektif untuk input data. Hehehe. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, daripada ribet harus ke tempat yang lebih jauh buat dapet vaksin dosis 2, jadilah gue ikut vaksin di situ. Namun gue sengaja supaya dapat suntikan di ujung waktu, ketika warga sudah mulai sedikitt, dan vaksin sudah mulai tersisa sedikit, supaya efek sampingnya gak terlalu memengaruhi gue untuk tetap input data.


Tim Input Data_Dokumentasi Pribadi

For your information, penginputan data vaksin ada dua tahap di laman p-care. Pertama, tahap input data diri penerima vaksin, seperti nama lengkap, alamat, NIK, dan nomor HP. Lalu lanjut ke tahap kedua yaitu penginputan datas screening penerima vaksin seperti tekanan darah, suhu badan, riwayat penyakit, dsb. Sebetulnya menurut gue, cara inputnya simple banget dan sangat amat mudah dimengerti meskipun ketika itu tepat di hari H, tim input data baru di-brief bagaimana cara input data ke laman p-care. Namun yang bikin sedikit ribet adalah apabila warga tidak dengan lengkap mengisi data diri yang sebetulnya wajib diisi seperti nomor HP, karena nomor HP pasti dibutuhkan untuk keperluan sertifikat vaksinasi di aplikasi peduli lindungi. Ada pula yang ternyata NIK-nya belum terdaftar di Dukcapil. Hal yang seperti ini yang sedikit merepotkan petugas input data, dan menyusahkan si pesertanya itu sendiri. Jadi pada akhirnya warga yang data dirinya tidak lengkap tersebut mengalami keterlambatan untuk mendapatkan sertifikat vaksin yang di masa sekarang sangat dibutuhkan.


Dokumentasi Pribadi


Long story short,  pada pagi sebelum vaksinasi dimulai, ketika setiap tim sedang mempersiapkan alat kerjanya, gue iseng pengen cek tensi darah. Karena ntah ada pengaruhnya atau tidak, akhir-akhir itu tengkuk gue suka pegal-pegal dan bikin gue overthinking apakah gue punya hipertensi? Hehehe amit-amit. Maka gue samperin lah petugas tensi darah yang saat itu sedang siap-siap. Gue minta tolong cek tensi. Kebetulan hari itu gue lagi haid hari pertama, ketika gue tanya apakah haid akan berrpengaruh pada hasil tensi, petugasnya jawab tidak. Dan ditensi lah gue. Selama ini, kalau gue di-tensi, paling tidak hasil sistolenya selalu di angka 100-120. Tapi pagi itu hasilnya 140. Kaget lah gue. Masa iya gue kena hipertensi. Hehehe amit-amit. Setelah gue pikir-pikir, memang malam sebelumnya gue sempet ada masalah, sedikit emosi, dan nangis semaleman. Bahkan pagi itupun mata gue masih sembab dengan mood yang sangat down. Gue gatau apakah ada hubungannya antara emosi yang sedang tidak stabil dengan tekanan darah manusia. Namun, seharian itu gue jadi overthinking karena tekanan darah gue yang menurut gue lumayan tinggi.

Nah, sesaat sebelum gue dapet suntikan vaksin kedua, sekitar sebelum istirahat solat Zuhur, gue ditensi lagi, kan. Siang itu Alhamdulillah tensi gue turun jadi 130. Ya lumayan lah, ya. Kebetulan juga, si Yumna sepupu gue yang ikut vaksin hari itu bareng gue juga tensinya 140. Tapi maklum, karena dia memang habis jalan kaki dari rumah ke lokasi vaksin, dan langsung ditensi tanpa istirahat dulu.  Ok, mulai dari situ, gue pikir tensi gue ini emang karena emosi gue yang lagi kurang stabil. Setelah itu lanjutlah gue ke meja vaksinasi untuk disuntik. Kenapa bisa langsung tanpa antri? Karena warga sudah mulai berkurang, dan tidak ada antrian yang puaaanjang seperti pada pagi hari. Nah, kali ini gue minta disuntik di tangan kanan (yang akan gue sesali setelahnya, wkwk), karena gue takut efek vaksin kedua ini sama dengan yang pertama yang udah gue ceritain di sini. Berbeda dengan vaksin pertama, kali ini suntikannya sama sekali tidak terasa. Tau-tau sudah selesai. Tapi efeknya tidak gue sangka-sangka juga, ternyata jauh lebih menyakitkan huhuhu. Beberapa menit setelah disuntik, lengan gue langsung berasa pegal dan sakit di area suntik. Berbeda dengn yang pertama, yang sekarang bahkan gue gak bisa gerakin lengan atas gue dengan bebas. Angkat tangan gak bisa. Untuk basuh setelah pee dan poo juga tidak bisa maksimal. Tidur juga tidak bisa miring ke kanan, bahkan buka bajupun gue kesakitan wkwk. Dan ini berlangsung selama tiga hari dengan intensitas sakit yang semakin hari semakin berkurang. Di hari keempat, gue udah mulai bisa angkat tangan meskipun masih sedikit sakit. Dan hilang 100% di hari keenam. Efek ini juga persis dirasakan oleh Yumna, jadi gue gak ada masalah dengan efek yang ini.

Tapi ternyata, selain sakit di lengan, gue juga merasakan sakit kepala yang luar biasa. Gue gatau ini efek vaksin atau bukan, namun sakit kepala gue ini mulai terasa keesokan malamnya setelah vaksin dan memanjang sampai lebih dari seminggu semenjak vaksin. Sudah diminum parasetamol, bodrex extra, bahkan ke dokter minta obat, sakitnya tidak kunjung berkurang. (BTW, gue sempat ke klinik untuk cek tensi, dan sakit kepala, sekalian cek lab kolesterol. Alhamdulillah tensi gue kembali ke angka normal yaitu 120, dan kolesterol gue juga bagus yaitu di angka 133). Tapi, karena obat dari klinik pertama tidak mempan, akhirnya gue periksa di klinik yang lain. Dokternya bilang bahwa sakit kepala gue mungkin bisa jadi dari asam lambung gue yang naik karena emosi yang sedang tidak baik. (ngomong-ngomong, gue pengen deh kapan kapan nulis tentang gerd anxiety di sini. Kapan-kapan ya). Nah, abis itu obat gue diganti dan ditambah macamnya oleh dokter. Alhamdulillah, 3 hari obat habis, sakit kepala gue lama-lama juga menghilang.

Anyway, intinya gue cuma mau share efek vaksin kedua gue menggunakan vaksin sinovac yang gue rasakan. Semua KIPI yang gue rasakan hanyalah sementara. Hal ini menunjukkan bahwa vaksin tersebut sedang bekerja di dalam tubuh kita untuk bersiap-siap melawan virus yang bisa saja muncul kapanpun. Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada bluethoot di dalam tubuh  gue hehehe.

Untuk pelaksanaan vaksinasi di wilayah rumah gue yaitu di Lingkungan 01 Ciriung, tepatnya di RW 02, Kelurahan Ciriung, Kabupaten Bogor, sangat bisa dicontoh oleh wilayah-wilayah lain di Indonesia, supaya herd immunity di Indonesia semakin terbentuk, dan memperkecil potensi kita terkena virus. Semua masyarakat harus ikut turut serta untuk mendapatkan vaksin demi kebaikan diri sendiri, keluarga, teman dan seluruh Rakyat Indonesia.

Dokumentasi Pribadi


NB: Cerita lucu namun cukup menyentuh di hari pelaksanaan vaksin kedua, bapak Lurah Ciriung yang kala itu hadir untuk memantau pelaksanaan vaksinasi, tiba-tiba membawa seorang ODGJ yang memang selalu terlihat di wilayah ini. ODGJ itu biasa kami panggil Joni. Joni dituntun oleh pak Lurah ke meja vaksinasi untuk disuntik vaksin. Dan Alhamdulillah si Joni nurut dan Joni juga sudah divaksin. hihihi

telusur.co.id

Terima kasih yang sudah baca^^

No comments:

Post a Comment