12/31/2021

Welcoming 2022, After the Ups and Downs in 2021

December 31, 2021 5

 

Ilustrasi kembang api tahun baru-thejakartapost.com

In less than 3 hours, we will leave 2021 and welcome the year of the tiger, 2022. For me personally, during 2021, many amazing things have happened to me. From the sad ones, the struggles of ups and downs, about feelings, about my own life which is getting more and more full of challenges, pressures, and of course struggles. But I'm grateful. I am grateful that in fact, living with challenges actually makes us more “alive”. Ahahaha. Kinda cliche but yeah I think there's some truth in that too. A comfortable life may make us always happy, however, "the path to happiness is a path full of shitheaps and shame". If you are familiar with that sentence, you are right, I quoted that sentence from Mark Manson's book entitled “The Subtle Art of Not Giving a F*ck”. Anyway, got it, right, with that quote? That every happiness, satisfaction, or success that we achieve is the result of every challenge and struggle that we go through.


Kutipan dalam buku "Sebuah seni untuk bersikap bodo amat" - Dokumentasi Pribadi

Di awal-awal 2021, hal yang tidak akan pernah gue lupakan adalah ketika bapak gue didiagnosa diabetes. Gue rasa kejadian ini adalah kejadian yang paling paling paling menyedihkan yang pernah gue alami di 2021. Dimulai dari awal-awal tahun 2021 bapak gue mengeluh lemas. Hingga singkat cerita, ternyata bapak terdiagnosa diabetes. Gula darahnya tinggi sekali ketika itu. Gue ingat banget angkanya menyentuh 495 mg/dl. It was really high. Setelah bed rest di rumah dan tidak kunjung membaik, bapak akhirnya kita bawa ke RS. Saat itu, ketika angka covid sedang tinggi, bapak yang dari IGD seharusnya langsung ke ruang rawat inap untuk perawatan diabetes, malah harus isolasi terlebih dahulu sendirian di ruang isolasi karena ditemukan flek pada paru-parunya. Setelah 5 hari isolasi, Alhamdulillah hasil swab selalu negatif, dan bapakpun bisa pindah ke ruang rawat biasa. Gue dan ibu selalu ganti-gantian nemenin karena pasien hanya boleh didampingi oleh satu orang. Yang bikin lebih sedih, ibu gue pun ikut sakit. Ibu meriang, demam tinggi selama seminggu karena shock dengan keadaan bapak saat itu. Gue, si anak tunggal hanya bisa berusaha merawat dua-duanya. Bapak di RS, dan ibu di rumah.


Puasa tahun 2021 juga otomatis jadi menyedihkan. Yang biasanya ada makanan manis ketika buka puasa, sekarang jadi ditiadakan mengingat diabetes bapak. Begitupun dengan makanan lain yang betul-betul kita jaga demi kesehatan bapak. Suasana Ramadhan tahun 2021 juga benar-benar suram. Karena bapak yang biasanya aktif di masjid, masih lemas di rumah, mekipun sudah membaik. Namun Alhamdulillah ketika lebaran, kondisi bapak jadi jauh lebih baik. Seperti yang orang banyak bilang, obat diabetes adalah puasa. Dan bapak puasa Ramadhan 30 hari full meskipun ketika itu masih sakit dan belum begitu stabil gula darahnya. Sekarang, Alhamdulillah bapak sudah sehat. Gula darah sudah stabil, namun masih terus minum obat dan kontrol ke RS sebulan sekali.


Cerita lain adalah ikutnya gue dalam seleksi CPNS yang sudah gue ceritakan full di sini. Menyedihkan. Tapi, perjuangan tidak akan pernah menghianati hasil. Dan gue yakin akan hal ini. At least setidaknya materi-materi sejarah, matematika, bahasa Indonesia, UUD, Pancasila, dan lain-lain yang sudah gue lupa setelah sekian lama jadi teringat lagi. Hehehe. Dari awal-awal tahun gue mengurus bapak, akhirnya CPNS adalah proses pertama gue di 2021 dalam pencarian kerja.


Dari CPNS, lanjut lagi pada rekrutmen Telkom GPTP. Gue pun fokus dan serius ikut seleksi ini. Namun sayangnya, gue hanya bisa lolos hingga tes Cognitive Ability & Digital Mindset Assessment. Sedih? Lumaya, sih. Tapi, life must go on. Tadinya keikut sertaan gue di seleki GPTP Telkom ini mau gue share di sini. Tapi karena terlalu singkat, jadi gajadi, deh.


Mulai awal-awal Nopember lah gue mulai serius jobseeking lagi. iya, buat HR yang mungkin bertanya-tanya ke mana aja setelah internship gue di Pertamina Foundation kelar, ya karena yang gue ceritain di atas tersebut. Andai saja mereka baca ini ya, sehingga gue tidak perlu menjelaskan dengan lebar lagi ketika sesi interview.


Dari situ, gue mulai perbagus CV, LinkedIn gue aktifin lagi, blog yang sudah lama "tidur" gue bangunin lagi. Tebar CV sesuai dengan skill pun dimulai. Alhamdulillah, beberapa kali gue ikut interview di perusahaan kepinginan gue dari dulu, yaitu perusahaan media. Gue senang banget. Senang banget banget, dan selalu semangat kalau ada jadwal interview. Hingga di akhir Nopember, gue dapat panggilan dari salah satu media TV terbesar di Indonesia dengan posisi yang sesuai juga dengan gue. Gue betul-betul senang banget. Gue ikutin prosesnya dari awal hingga akhir. Namun pada akhirnya, gue masih dinyatakan tidak lolos. Mungkin ceritanya bakal terpisah ya nanti. Hehe. Tapi jujur, gue lumayan sesak dibuatnya.


Di tahun ini juga, gue sadar bahwa masih banyak teman-teman yang peduli sama gue. Mereka mendukung gue dengan segala apa yang gue curhatin ke mereka. Gue sudah mulai bisa mengungkapkan apa yang selama ini gue pendam rapat-rapat dari siapapun. Mungkin gabisa gue sebut-satu-satu namanya. Tapi gue sangat berterima kasih atas kalimat motivasi, doa, saran, serta cinta yang mereka kasih ke gue. Mereka sangat supportive dan selalu dukung gue.


Di tahun ini pula, gue yang sudah sekian lama mengalami reading slump, mulai membaca buku lagi setelah Lulu ngasih gue buku. Lulu bikin gue ingat bahwa banyak buku yang gue punya tapi belum pernah gue baca. Lulu, thank you so much. Thank you juga buat netflixnya. Meskipun gak gue pakai karena gue gaenak L. Take a look of her blog here -> (luluthf.wordpress.com). I swear she is such a talented girl


It's from Lulu. Buku Mengheningkan Cinta - Dokumentasi Pribadi


Ya begitulah tahun 2021 gue. Ups and downs and ups and downs. Sedih pasti. Nangis setiap hari. Stress sampai sudah bisa gue tahan. Tapi seperti kata BTS. Life goes on. Hidup terus berjalan, bumi terus berputar, umur terus berkurang. Kalau kita diam aja, buang-buang waktu. Kapan suksesnya?


Life Goes On MV on Hybe Labels Youtube


Sekali lagi gue bersyukur bisa mengalami pengalaman seperti ini di 2021. Though it was hard, but it was still a blessing. Selalu ada pelajaran yang bisa gue petik. Selalu bertambah kadar ikhlas dalam hati gue, bertambah juga kadar kesabaran yang gue punya. Satu-satunya yang berkurang adalah jatah kegagalan. Setelah jatah gagal gue habis, gue bakal secepatnya meraih kesuksesan, bukan?


Terakhir, gue mau ngutip caption-nya J-Hope di instagram. He said “it was a year of boundless love, expectations and encouragement for which I’m thankful and thankful again, and I ready my self so that in 2022 I can give back what I’ve received”.


@uarmyhope on instagram


Happy new year 2022 to everyone reading this. I hope that 2022 will be a year full of joys and blessings. May what we hope for, come true in 2022. May our dreams be achieved in 2022. May our family be given health in 2022. May the covid virus disappear in 2022. Aamiin.


Terima kasih buat yang sudah baca. Sehat selalu, bahagia selalu. Cheers^^

12/27/2021

Book Talk - Murder in Mesopotamia by Agatha Christie

December 27, 2021 0

 

amazon.com


Judul: Murder in Mesopotamina (Pembunuhan di Mesopotamia)
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2017
Cetakan ke: -
Bahasa: Indonesia
Tebal: -
ISBN: 978-602-03-3944-3
ISBN DIGITAL: 978-602-03-3945-0


Every books lover or books reader must be have their own favorite genre. For me, since I read all of Sherlock Holmes series, my favorite genre is always Detective Fiction. You know what, I can read the entire pages of Detective Fiction for only 2 days. My strong coriousity of the ending doesn’t let me let go of the book from my grasp. It’s very addicting. But in the other side, I don’t really into Fantasy Fiction. My imagination just doesn’t accept the Fantasy Fiction’s story. I don’t know why. Maybe I am way too realistic. Lol.


So, buku yang mau gue bahas sekarang adalah –ya, sesuai judul– sebuah novel berjudul ‘Murder in Mesopotamia’ dari Agatha Christie. Siapa tidak kenal Agatha Christie? Sang pencipta karater Detektif fiktif kenamaan dari Belgia, Hercule Poirot. Gue rasa, buat orang-orang yang bukan pecinta buku pun kemungkinan besar pernah mendengar nama tersebut sekali dua kali, ya. Beberapa karya beliau juga dijadikan sebuah film atau TV episode. Termasuk yang satu ini. Dan to be honest, judul ini adalah judul pertama novel Agatha Christie yang gue baca. Anyway, gue baca buku ini melalui aplikasi iPusnas yang bisa di-download secara gratis di handphone kalian, lho. Hanya tinggal registrasi, dan jutaaan original copy buku digital dan pastinya legal, sudah ada di genggaman kalian.


Dokumentasi Pribadi




Dokumentasi Pribadi



Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1936 di Inggris dan Amerika. Sudahkah kalian lahir? Pasti belum. Novel ini juga diadaptasi sebagai episode untuk serial Hercule Poirotnya Agatha Christie pada Juni 2002.

 

Mesopotamia

Mungkin memang gue yang kurang pengetahuan atau bagaimana. Namun, yang terlintas di otak gue tentang Mesopotamia pertama kali adalah salah satu kota di Barat. “Mungkin di Inggris,” pikir gue. Tapi setelah gue mulai baca, ternyata latarnya jauh sekali dari Inggris. Lol. Gue malu pada diri sendiri.


Menurut wikipedia, Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti tanah di antara sungai-sungai. Tanah ini terleteak di antara dua sungai besar yaitu Efrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak (yang juga mencakup bagian dari Suriah dan Turki ini), pada zaman dahulu disebut Mesopotamia. Begitulah kira-kira ringkasan singkatnya mengenai daerah Mesopotamia.


abisheva.id

Place Setting

Latar tempatnya sudah jelas di salah satu daerah di tanah Mesopotamia. Christie menciptakan sebuah lokasi fiksi yang di-setting tidak jauh dari Baghdad bernama Hassanieh, dengan sebuah pondok ekspedisi arkeologi bernama Pondok Ekspedisi Tell Yarimjah. Tell Yarimjah sendiri adalah sebuah area rumah yang cukup luas, ditempati oleh sekelompok tim arkeolog dengan beberapa ruangan untuk kepentingan projek galian arkeologi mereka, serta kamar-kamar pribadi anggota kelompok.

 

Summary

Louise Leidner, istri seorang arkeolog yang juga pemimpin ekspedisi di Tell Yarimjah, Erich Leidner, diduga memiliki masalah ketegangan syaraf karena seringnya Louise merasa ketakutan dan terancam. Louise sering menjerit-jerit ketakutan yang berdasarkan keterangan anggota ekspedisi lain karena melihat hal-hal aneh seperti melihat wajah yang menyeramkan di jendela, melihat tangan menggantung-gantung tanpa lengan, dan lainnya. Hal ini terkadang mengganggu anggota ekspedisi sehingga mereka menganggap suasana canggung dan kaku yang  tercipta di pondok Tell Yarimjah disebabkan karena hal tersebut.


Akibat permasalahan tersebut, Doktor Leidner melalui Dokter Giles Reilly (seorang dokter di Hassanieh) meminta Amy Lethearan, seorang perawat asal Inggris untuk merawat Louise Leidner dengan permasalahan ketegangan syarafnya itu. Sejak awal, Amy sudah merasa ada sesuatu yang janggal dai sikap Doktor Leidner yang tidak mau menceritakan langsung apa yang menjadi penyebab ketakutan Mrs. Leidner, hingga Mrs. Leidner menceritakan permasalahannya sendiri ke Amy.


Tidak lama sejak Amy sampai di pondok Tell Yarimjah, Mrs. Leidner ditemukan terbunuh di dalam kamarnya sendiri dengan luka di bagian pelipisnya. Diduga Mrs. Leidner mendapat hantaman dari benda berat yang meyebabkannya tewas seketika. Dengan teka-teki yang sulit dipecahkan, akhirnya Kapten Maitland yang bertugas menangani kasus tersebut menyarankann agar Hercule Poirot –yang kebetulan sedang berada di Baghdad– ikut membantu memecahkan kasus ini.


Sejak Poirot datang, kebenaran satu persatu akhirnya terungkap mulai dari apa yang selama ini meneror Mrs. Leidner, masa lalu Mrs. Leidner, hubungan Mrs. Leidner dengan angota ekspedisi –termasuk hubungan dengan suaminya–, hingga pelaku akhirnya berhasil diungkap.

 

Point of View

Novel ini diceritakan dari sudut pandang Suster Amy Lethearan. Dalam cerita tersebut, Dr. Giles Reilly meminta Suster Leatheran untuk menuliskan keseluruhan cerita, karena Amy adalah yang menurut Dokter Reilly memiliki sikap profesional dan tidak memihak. Amy juga, menurut Dokter Reilly adalah saksi mata yang terpelajar dan suka memperhatikan. Awalnya Amy meragukan dirinya sendiri, hingga akhirnya Amy setuju dengan perintah Dokter Reilly.

 

My Opinion

First impressions dari gue di kali pertama baca karya Agatha Christie adalah cerita ini tidak begitu berat. Kasus yang disajikan tidak sulit dicerna oleh para pembaca. Terkesan sederhana namun tetap saja gue gabisa nebak dengan benar siapa pelakunya. Plot twist yang disajikan lumayan membuat gue lumayan bergidik ngeri, tetapi juga tidak terlalu kaget, karena tokoh pelaku dan kemungkinan-kemungkinan yang dibangun tidak jauh-jauh dari lingkungan latar tempat, alias anggota ekspedisi itu sendiri.


Meskipun gue gagal menebak siapa pelakunya (sempat kepikiran ke pelaku, tapi tidak yakin), tapi gue bisa menebak cara bagaimana Mrs. Leidner terbunuh (meskipun tidak terlalu detail). Mungkin karena gue kebanyakan baca Sherlock Holmes, ya. 


Di tengah-tengah cerita, gue lumayan cukup bosan di bagian ketika Poirot dengan sangat panjang menjelaskan kemungkinan-kemungkinan atau pendapat yang ia dapatkan. Gue lebih suka apabila Poirot menjelaskannya sambil mengelilingi pondok Tell Yarimjah untuk sekalian investigasi. Ya, ini hanya my humble opinion. Keseluruhan ceritanya tetap saja sangat fantastis, dan gue gak sabar untuk membaca kisah-kisah Poirot dari Agatha Christie lainnya.

 

‘Murder in Mesopotamia’ TV Series

Saking tertariknya gue dengan cerita ini, dan rasa-rasanya sampai gue gak mau cerita novel ini berakhir –lol–, akhirnya gue mencari serial ini sesaat setelah gue menyelesaikan bacaan. Dan walaaa gue langsung mendapatkannya di Youtube. Setelah gue tonton, sudut  pandangnya ternyata berubah, dan beberapa tokoh juga diubah latar belakangnya.


imdb


Di antaranya yang berbeda adalah kalau di novel, sudut andang ada di Suster Amy, ia pula yang banyak membantu Poirot mengupas misteri, serta sangat terlihat sebagai seorang suster yang intelek. Namun di serial ini, hampir sebagian peran Suster Amy di novel dialihkan menjadi peran Hastings. Ya, Hastings yang tidak muncul di Novel ternyata dimunculkan di seriesnya. Buat yang tidak tahu, Hastings adalah rekan kerja dan sahabatnya Poirot. Seperti Watson dalam Sherlock Holmes. Nah, jadinya di serial ini, Amy tidak terlalu menonjol perannya, yang sangat disayangkan sekali oleh para pembaca.


Perbedaan lain adalah jumlah anggota yang tewas. Di novel hanya dua yang tewas termasuk Mrs. Leidner, namun di serial ini, terdapat satu anggota lagi yang tewas. Selain itu, tokoh Sheilla Reilly di novel merupakan anak dari Dokter Reilly, namun di serial, tokoh Dokter Reilly tidak ada, sehingga Sheilla menjadi anak dari Kapten Maitland. Terdapat beberapa perbedaan lain antara novel dan serialnya. Namun serialnya tetap worth dan seru untuk ditonton, kok.


Set tempat sebuah penggalian arkeologi dibuat sangat real. Lokasinya adalah di Situs Archaelogical Uthina, dan di Hotel Cassino di Hammam Lif. Keduanya berada di Tunisia.


wikimedia.org



wikimedia.org

--


Begitulah cerita pertama karya Agatha Christie yang gue baca. Dan gue gak sabar banget untuk baca cerita-cerita beliau selanjutnya. Gue bersyukur banget ada aplikasi iPusnas sehingga bisa baca buku digitalnya dengan legal. Tapi, suatu saat gue pasti akan beli buku fisiknya langsung. Karena jujur, gue lebih suka baca buku fisik daripada digital. Huhuhu.


Terima kasih ya buat yang sudah baca. Mohon maaf apabila tulisannya kurang greget. Sehat selalu, bahagia selalu. Cheers^^



12/13/2021

11/22/2021

Keindahan Amphiteater Panenjoan, Bunker Jepang Waluran, dan Pantai Ujung Genteng | Explore Geopark Ciletuh Part. 2

November 22, 2021 0

 

Pemandangan Indah dari Amphitheater Panenjoan by Cita


Halo semuanyaaa. Yuk kita lanjut cerita explore Ciletuh. Sebelumnya gue udah nulis persiapan kita sebelum berangkat ke Ciletuh di sini. Buat yang belum baca, gue saranin buat baca part 1 dulu, ya, biar kenal tokoh, dan proses perjalanan kita sampai di Ciletuh. 


Lanjuttt….


DISCLAIMER: PLEASE DO NOT TAKE OUR PICTURES UNLESS YOU GIVE US THE CREDIT AND ASKING US FOR THE PERMISSION FIRST. THANK YOU.


AMPHITHEATER PANENJOAN


Hari pertama sampai di Ciletuh, kita langsung hunting foto dan video di lokasi wisata yang pertama. Karena baru pada siap berangkat setelah jam 1 siang, akhirnya kita sampai di lokasi sekitar jam setengah 3 sore. Dan lokasi wisata pertama kita adalah Amphitheater Panenjoan. Lokasi pertama ini dipilih oleh tour guide kita, Kang Asep, karena lokasi ini adalah yang paling dekat dengan penginapan kita. Lokasi Amphitheater Panenjoan berada di pinggir jalan provinsi, ruas Tamanjaya - Palangpang. Di sini, kita bisa melihat dengan jelas pemandangan di bawah berupa sawah, bukit, dan kalau mata kalian jeli, kalian juga bisa melihat pinggiran pantai di ujung mata memandang.


Papan Nama Amphitheater Panenjoan by Cita



Pemandangan dari Amphitheater Panenjoan by Ridho



Dilansir dari sukabumiupdate.com, pemandangan indah di bawah adalah pemandangan dari Desa Mekarsakti, Ciwaru, Mandrajaya, Mekarjaya, Ciemas, dan Girimukti. Di Amphiteather Panenjoan ini, lahan parkirnya lumayan luas, dan juga terdapat saung dan warung untuk kita bersantai sambil minum teh atau kopi dengan pemandangan yang menyejukkan mata dan hati. Gue pribadi, yang hampir gak pernah lihat pemandangan kayak gini rasanya senenggg banget. Adem banget suasananya. Gue cuma bilang “wah keren. Wah keren banget. Wahhh keren gilaaa,”. Cuci mata di sini betul-betul worth it banget. Yaampun kangen banget, deh jadinya.


Pemandangan dari Amphitheater Panenjoan by Ridho



Area Parkir Amphitheater Panenjoan by Cita


BUNKER JEPANG WALURAN


Setelah ambil foto dan video, serta memanjakan mata di Amphiteather Panenjoan, lanjut jalan lagi, nih, kita. Lokasi berikutnya adalah Bunker Jepang Waluran. Nah, sebelumnya, Bunker Jepang Waluran ini gaada di list tempat wisata yang udah kita bikin, tapi, karena Kang Asep nyaranin kita buat ngunjungin lokasi ini, disamping karena ini tempat unik dan bersejarah, dan kebetulan satu jalur dari Amphiteather Panenjoan, jadilah kita berkunjung ke sini. Bunker Jepang Waluran berlokasi di Kampung Pinangjajar jalan raya Waluran jampang Kulon, Desa Sukamukti.


Papan Nama Bunker Jepang Waluran by Ridho



Bunker Jepang Waluran dilihat dari bawah by Cita

Tidak banyak informasi yang bisa kita dapatkan dari sini, kecuali informasi bahwa Bunker ini dibuat sekitar tahun 1942 oleh tentara Jepang, yang difungsikan sebagai pos pengintaian untuk antisipasi serangan dari musuh. Pada 2015, Bunker ini juga terancam dibongkar, lho. Tapi Alhamdulillah sampai saat ini Bunker masih berdiri kokoh di tempatnya. Ukuran panjang Bunker ini sekitar 12 meter, dengan tinggi terowongan kurang lebih 4 meter. Kalau mau masuk ke dalam terowongan, kita harus naik tangga dulu yang sedikit curam, tapi gak begitu berbahaya kok untuk dijajaki orang dewasa.


Tangga Untuk Akses Naik Turun ke Bunker by Cita 


Sampai di atas, kita bisa lihat pemandangan di bawah. Bunker ini bentuknya kotak, dengan ruang-ruang sempit di dalamnya beserta lubang-lubang jendela kecil yang gue asumsikan adalah untuk tentara Jepang mengintip keluar, atau untuk mengacungkan  pistol panjangnya keluar. Tidak seperti Bunker-Bunker lain yang biasanya diselimuti hawa mistis, di sini, kita gak merasakan itu sama sekali. Kita bareng-bareng malah enjoy keliling-keliling Bunker untuk cari spot foto. Bunker ini dikelilingi oleh banyaknya ilalang, dan sayang banget, kita juga menemukan beberapa sampah yang tertinggal mungkin oleh pengunjung sebelumnya di dalam Bunker. Tentu saja hal ini gaboleh ditiru, ya. Kita harus menjaga peninggalan sejarah kita agar selalu terawat, supaya masih bisa menjadi tempat wisata yang mengandung edukasi untuk keturunan kita di masa mendatang. Setelah puas keliling Bunker, kita langsung turun lagi. Tidak lama kita explore di sini, karena lokasinya yang tidak begitu luas, sehingga tidak perlu waktu lama untuk bisa mengelilingi Bunker Jepang ini.


Tampak Depan Bunker Waluran by Cita



Salah Satu Lubang Untuk Pengintaian di Bunker Waluran by Ridho



Pemandangan dari Atas Area Bunker Waluran by Cita



Pemandangan dari Atas Bunker Waluran by John 


Lokasi selajutnya adalah lokasi wisata favorit gue selama kita 2 hari di Ciletuh. Bisa tebak? Gue kasih beberapa detik buat nebak, yuk. Stop scrolling dulu!!! Ayo tebak dulu. Hehehe. 

.

.

.

.


Jadiii, lokasi wisata favorit gue ini adalah ...


PANTAI UJUNG GENTENG


Yeayyy. Ada yang tebakannya benar? Hihihi, just for fun, ya. To be honest gue excited banget nulis ini. Kalian tahu rasanya menggebu-gebu gitu, gak, sih? Antara kangen ingin ke sana lagi, juga excited ingin kasih tau kalian semua yang baca iniiii.


So, Pantai Ujung Genteng ini berlokasi di Desa Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kurang lebih kita memakan waktu setengah jam dari Bunker Jepang Waluran sampai di Pantai Ujung Genteng. Kurang lebih jam 5 sore, kita sampai di Pantai Ujung Genteng. Tidak lupa, sebelum masuk kita sholat ashar dulu. Di dekat parkiran mobil terdapat musholla dan toilet untuk buang air dan berwudhu. Alhamdulillah saat itu kita masih kuat puasa sampai maghrib. Nah, setelah sholat, kita lanjut masuk ke pantainya. Sebelum masuk pantai, ternyata ada penangkaran penyu, lho. Tapi sayangnya, waktu kita datang, lagi gaada aktifitas di penangkaran penyu tersebut. Kita juga tidak melihat adanya penyu-penyu di situ. Penangkaran sangat sepi, mungkin karena sedang bulan puasa, ataupun karena hari sudah sore, dan bertepatan juga tidak ada jadwal pelepasan penyu-penyu ke laut. Sayang banget, ya. Tapi kita bisa motret lokasi sementara penyu sebelum dilepaskan ke laut. Tempatnya berupa kotak yang dikelilingi oleh pagar sebagai pembatas.


Tempat Penangkaran Penyu by Ridho



Tempat Penangkaran Penyu by Ridho


Dari lokasi penangkaran penyu, kita harus melewati sedikit jalan kecil yang dikelilingi oleh semacam hutan kecil di kanan kirinya, hingga sampailah kita di Pantai Ujung Genteng, yeayyyy. Saat itu, gue sudah lama banget gak ke pantai. Gue senang banget, ditambah saat itu pantai lumayan sepi pengunjung. Wahhh benar-benar surga duniaaaa. Para cewek-cewek jelas saja terdistract dari yang harusnya ambil gambar pantai, jadi ambil foto-foto sendiri. Pantai Ujung Genteng ini memiliki ciri khas pasirnya yang berwarna putih, cantikkk banget. Saat itu ombaknya tidak begitu besar, jadi kita bisa main-main di bibir pantai tanpa rasa khawatir. Di sana, kita main-main pasir, kubur-kuburan sendal sampai bingung nyariin sendal gak ketemu, lari-larian, foto-foto, cari kerang, cari batu pantai. I was so so so excited at that time. I felt like I don’t wanna go home, lol.


Jalan Kecil Menuju ke Pantai Ujung Genteng by Ridho



Pesona Pantai Ujung Genteng Dengan Pasir Putihnya by Cita




Bibir Pantai Ujung Genteng by Ridho



Pengunjung di Pantai Ujung Genteng by Ridho


Tidak terasa, adzan maghrib berkumandang, dan waktunya berbuka puasa. Dan guess what, kita gak pegang makanan sama sekali karena dari awal gak expect bakal buka puasa di pantai gini. Tapi Alhamdulillahnya, kita batalin pakai bengbeng yang waktu itu dibawa Nia. Alhamdulillah. Kalau minumnya gue lupa, deh waktu itu minum dari mana, ya. Sembari buka puasa, kita juga menikmati sunset. Sungguh pengalaman yang gak akan gue lupakan seumur hidup. Cari tugas bareng-bareng sekalian liburan. Buka puasa dengan bengbeng ditemani kawan-kawan, sunset, pasir putih, dan gulungan ombak yang tenang. It was one of my best life. Sumpah, gue kangen banget. Hehehe.


John di Pinggir Pantai Ujung Genteng by Ridho

2 Pengunjung di pinggir Pantai Ujung Genteng by Ridho



Sunset di Pantai Ujung Genteng by Ridho



Dokumentasi Pribadi



Kurang lebih sampai jam 6 sore kita di Pantai Ujung Genteng, dan pantai ini jadi lokasi wisata penutup kita untuk hari pertama di Ciletuh ini. Pulang dari pantai, karena lapar belum buka puasa dengan makanan yang benar, Kang Asep mengajak kita untuk makan di salah satu restoran milik kerabatnya. Di sana kita makan ikan macem-macem, dan juga dengan menu lainnya. Sayangnya gue lupa banget nama restorannya apa, lokasinya di mana, dan menunya apa aja. Waktu itu gue terlalu excited untuk makan ikan yang langsung diambil dari laut, jadi gak sempat untuk mengabadikan momentnya. Huhuhu. Sebelum makan, tidak lupa kita sholat maghrib dulu, Alhamdulillah segar banget walaupun kia belum mandi, hihihi. Oiya, waktu itu kita pilih ikannya sendiri, lho. Ikannya besar banget. Gue lupa banget itu ikan tuna atau salmon, ya. Huhuhu. Ikannya dibakar dan nikmattt banget. Masya Allah. Nikmat mana lagi yang kau dustakan.


Setelah kami semua kenyang, tour guide kita Kang Asep kenyang, kucing-kucing liar di sekitar situ juga ikut kenyang, kita bayar makanannya (dan lagi-lagi gue lupa totalnya berapa. I am so sorry.), kita langsung pulang karena badan udah remuk banget pingin mandi dan rebahan langsung di kasur. Sampai di penginapan, kita langsung mandi, deh. Segerrr banget. Setelah mandi, bercengkrama sebentar di kamar sesama cewek-cewek, sholat isya, dan gak lupa pasang alarm untuk bangun sahur. Waktu itu, yang sahur hanya yang cewek-cewek aja (kecuali Joan karena dia lagi haid), sssttt, jangan bilang-bilang kalau anak-anak cowoknya ga ikut puasa, ya. Hehehe. Gue cuma bisa memaklumi memang perjalanan di waktu siang sangat melelahkan apalagi kalau lagi puasa, ditambah Bang Ridho yang harus nyetir seharian. Kita doakan saja semoga di hari lain, mereka gak lupa bayar hutang puasanya, yaaa. Aamiin.


Oiya, gue, Fifah, dan Nia bangun bertiga sekitar jam 3 pagi. Pagi itu, menu sahur kita hanya mie goreng, mie rebus, air teh hangat, dan air bening. Kita bertiga harap, menu sederhana ini bisa bikin kita kuat puasa sampai maghrib lagi. Anyway, suasana sahur di tempat baru memang suka terasa berbeda, ya. Di sana, gue merasakan suasana yang sunyi, tenang, dengan sayup-sayup suara sholawat dan adzan dari masjid yang lokasinya ntah di mana. Beda banget dengan suasana sahur di rumah sendiri yang ramai. Setelah selesai sahur, kita nunggu adzan Shubuh, dan bersiap untuk tidur lagi. Mohon maaf buat yang tidur habis shubuh gausah ditiru, karena kurang baik, ya. Hehehe. Soalnya asli, kita masih capek banget.


Dokumentasi Pribadi


Sekitar jam 7 pagi, kita bangun tidur dan bersiap untuk hunting di hari keduaaa. Yeayyyy. Soooo excited.


Nah, buat cerita kali ini segitu dulu, ya. Cerita hunting kita selanjutnya bakal gue tulis lagi di part 3 biar gak terlalu panjang dan membosankan. Di hari kedua ini, kita mengunjungi lebih banyak tempat wisata karena kita berangkat dari pagi. Tungguin lagi, yaaa.


Buat yang sudah baca sampai sini, gue ucapin terima kasih banyak. Sehat selalu, bahagia selalu. Cheers^^


hihihi




11/20/2021

Evakuasi Kucing Oyen Barbar | Stuck di antara Tembok

November 20, 2021 2

 

Dokumentasi Pribadi

Selama ini, gue cuma suka baca cerita atau nonton video orang-orang yang mengevakuasi stray cats ataupun kucing pribadinya yang kejepit di tembok, atau kecemplung sumur, atau bahkan naik pohon tapi gabisa turun. Tapi siang tadi, gue ngalamin sendiri. Diawali dengan suara eongan kucing yang gue pikir kucing lagi main-main aja, karena memang biasanya suka begitu. Tanpa pikir panjang, gue abaikan dan gue pergi nemenin ibu gue jaga warung. Sampai di warung, ga lama kemudian tante gue chat di WA kalau ada kucing kejepit di antara tembok belakang gue dan kontrakan di belakang rumah gue. FYI, karena gue tinggal di kampung yang padat penduduk, tembok bagian belakang rumah gue itu dempetan banget sama tembok samping kontrakan belakang, jadi cuma menyisakan gap kurang lebih 10-15 cm. Karena gue penyayang kucing, gak heran kalau tante gue chat gue buat ngabarin dan minta gue untuk ikut nolongin, yang pada saat itu om gue juga lagi bantu nolong si kucing (yang ternyata adalah kucing Oyen) ini buat bisa keluar. Sayangnya segala cara dilakuin om gue dari mulai pakai tali supaya harapannya kucing itu keangkat dengan tali, sampai pakai pipa panjang buat ngedorong kucing  Oyen dari belakang supaya maju. Tapi hasilnya nihil, karena si kucing Oyen betul-betul stuck. Badannya gabisa maju mundur sama sekali.


Gue yang gabisa ninggalin ibu gue cuma bisa harap-harap cemas dari warung. Sempat kepikiran untuk menghubungi pemadam kebakaran, tapi gue mikirin resikonya segala macam. Pasti ujung-ujungnya petugas damkarpun menyarankan untuk bobol tembok karena memang itu satu-satunya cara supaya kucing bisa keluar. Masalahnya adalah sudah diakalin dari depan, belakang, dan atas bener-bener gabisa menyeret si Oyen untuk keluar.





Sekitar jam 2 siang gue pulang ke rumah, dan langsung ke TKP. Dua om gue lagi bingung cari cara lain supaya Oyen bisa keluar tanpa harus bobol tembok. Tapi gue pikir gabakal ada cari lain, sih. Setelah dicek lokasi Oyen, ternyata si Oyen tepat ada di belakang dapur gue. Mau ga mau dinding dapur harus segera dibobol. Setelah minta ijin bapak, dengan syarat tembok harus ditutup lagi, akhirnya dimulailah proses evakuasi.


Om gue mulai bobol tembok dapur gue pakai palu pelan-pelan. Disamping takut kucingnya kena puing-puing juga takutnya tembok dapur gue ambrol semua. Hahaha. Pelan-pelan tembok gue dibobol, si Oyen makin keras mengeong, karena dia merasa kalau temboknya dipukul-pukul palu. Ketika gue pantau keadaan si Oyen, dia tampak makin lemas dan ingus mengucur dari hidungnya, tapi dia gabisa ngelap karena badannya stuck, huhuhu.


Sedikit demi sedikit akhirnya tembok gue bolong, dan sekiranya cukup buat narik Oyen keluar. Akhirnya, si Oyen pun menampakkan kepalanya di lubang itu. Awalnya om gue bantu tarik badannya si Oyen, karena posisi Oyen ada di  bawah satu batako yang di bobol. Setelah mulai ada nafas dan ruang gerak, si Oyen bergerak sendiri cari cara buat bisa keluar. Dan finally si Oyen berhasil keluar yeyyyy.


Dokumentasi Pribadi


Kucing Oyen ini sebetulnya bukan kucing daerah lingkungan rumah gue. Karena tidak seperti kucing lingkungan sini yang setiap hari mondar-mandir, si kucing Oyen ini ga pernah keliatan di sini. Badannya besar, gemuk. Pantas aja gabisa keluar sendiri huhuhu. Lagian ga habis pikir sama oyen,  deh, kenapa bisa-bisanya nyempil di antara 2 tembok sempit gitu. Yah, namanya juga Oyen.


Setelah keluar, si Oyen nampaknya sesak nafas. Nafasnya berat ditambah ingusnya banyak keluar karena Oyen lumayan lama kejepit di situ, kurang lebih 3 jam dia stuck. Badannya kotor kena puing-puing tembok yang tadi bekas dibobol, dan sisanya aman, tidak ada luka-luka di badan si Oyen. Lucunya, setelah dibersihkan badannya, si Oyen ndusel-ndusel ke badan gue, padahal kita gak kenal. Gue anggap itu sebagai ucapan terima kasih si Oyen hehehe. Setelah itu, si Oyen kabur, pulang ke lingkungan asalnya yang kita gatau di mana. Yen, Yen, semoga gak kejepit lagi, ya.


Eitsss, belum selesai sampai situ. Masih ada tembok gue yang bolong, nih. Jadinya, langsung saat itu juga gue nyari semen dan pasir serta batako buat nambal dinding yang bolong. Alhamdulillah semen dikasih sama saudara gue yang kebetulan punya sisa bekas, pasirnya masih ada sisaan bekas bapak gue yang ntah buat nambal apa gue lupa, dan batakonya gue dapat dari puing-puing lingkungan rumah gue situ aja, karena memang suka ada batako ga kepakai. Setelah bikin adonan dari pasir dan semen, tembok gue ditambal lagi oleh om gue. Dan akhirnya, sekitar jam setengah 6 sore semuanya selesai.


Begitulah evakuasi kucing kejepit tembok yang lumayan makan tenaga. Respect buat om-om gue yang sudah berupaya dan berhasil evakuasi si kucing Oyen. Respect juga buat bapak gue yang ngijinin temboknya dibobol. Alhamdulillah sekarang udah kembali seperti semula. Gak lupa juga respect buat ibu gue yang jadi gabisa tidur siang gara-gara Oyen ini. 


Buat yang punya problem yang sama, mau nolongin hewan yang nyangkut atau nyemplung, tapi kalian gabisa karena sendiri, jangan pernah ragu buat hubungiin petugas damkar, ya. Gue yakin mereka cepat bergerak dan akan bersedia membantu. Meskipun gue gajadi panggil damkar karena ada om-om gue yang evakuasi. Tapi kalau kalian sendirian, hubungi saja damkar terdekat dari lokasi kejadian.  


Begitulah cerita hari ini. Menegangkan, melelahkan, tapi lucu juga, ga habis pikir sama si Oyen ini. Si Oyen barbar. Buat yang sudah baca, gue ucapkan terima kasih, ya. Memang tulisan kali ini agak random. I just wanna share you this kinda cute story. hihi. Sehat selalu, bahagia selalu. Cheers^^