1/21/2022

Darurat Literasi!! Perpustakaan Umum Kabupaten Bogor Sepi Pengunjung

 

Gedung Perpustakaan Kabupaten Bogor - Dokumentasi Pribadi

Beberapa hari yang lalu, gue menyempatkan diri untuk berkunjung ke Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bogor, yang lokasinya ada di Jl. Bersih No. 5, Cibinong, Kabupaten Bogor, tepatnya di komplek pemerintahan Kabupaten Bogor, atau yang biasa disebut Pemda. Perpustakaan Cibinong ini merupakan bagian dari Kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bogor. Menurut salah satu tulisan di Kompasiana, Kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bogor ini telah berdiri dari tahun 2000, lho. Cukup lama juga, ya.


Sebetulnya, niat gue untuk main ke Perpustakaan Cibinong ini sudah lama, namun baru bisa gue sempatkan hari Rabu tanggal 5 Januari lalu. Selain untuk lihat-lihat koleksi buku, pinjam buku, melihat bagaimana suasananya, serta apa saja fasilitasnya, gue juga ke sana sekalian untuk melakukan interview kerja online. Karena kalau di rumah, situasinya kurang memungkinkan.


Sampai di depan gedung perpustakaan sekitar jam 10.30 siang, dan yang pertama ada di pikiran gue, kok sepi sekali, hehehe. Jangan lupa cuci tangan dulu sebelum masuk gedungnya, ya. Wastafel kecil dengan keran airnya sudah tersedia di depan gedung. Namun sayangnya, sabun cuci tangannya tidak tersisa di  botolnya ketika itu, jadi gue hanya cuci tangan pakai air aja. Setelah masuk ke gedung, kita akan langsung disambut oleh meja resepsionis yang dijaga oleh satu karyawan (mungkin PNS/honorer), dengan 2 murid PKL. Mereka terlihat sangat santai ketika itu, karena memang sepi pengunjung. Huhuhu. Karena baru pertama ke Perpustakaan Cibinong, gue pun langsung ke meja resepsionis dan tanya-tanya bagaimana proses  registrasinya. Yang ada di pikiran gue ketika itu, sih, gue bakal dibuatkan kartu anggota perpustakaan. Ternyata tidak, kawan-kawan. Gue hanya diarahkan ke meja komputer untuk menuliskan daftar kunjungan hari itu. Dan gue adalah pengunjung ke-12. Iya, pengunjung ke-12 di jam 10.30. Memang sesepi itu, guys.


Lobby Perpustakaan Umum Kabupaten Bogor -  Dokumentasi Pribadi


Nah, setelah mengisi daftar kunjungan, gue diarahkan ke loker. Seperti pada perpustakaan pada umumnya, barang bawaan kita harus ditaruh di loker, ya, termasuk makanan dan minuman. Ketika itu gue cukup bingung, karena ketika gue minta kunci loker ke murid PKL yang sedang jaga, mereka bilang “langsung saja”. Ternyata oh ternyata, semua loker yang masih kosong, kuncinya ditinggal menggantung begitu saja di lokernya. Another culture shock. Selanjutnya, untuk ke ruang baca, gue hanya bawa buku tulis, alat tulis, headset, hand sanitizer, dan phone holder untuk persiapan interview online.


Perpustakaan Cibinong ini terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama terdapat meja resepsionis, loker, ruang sholat, ruang baca (lesehan dan meja kursi), serta koleksi buku khusus anak-anak. Di ruang baca lantai 1 ini, cukup sejuk, ya. AC-nya terasa sekali, sehingga membuat kita nyaman. Setelah gue lihat-lihat, terdapat beberapa rak dengan buku pelajaran sekolah, dan beberapa rak lagi untuk buku-buku pengetahuan anak yang lucu-lucu. Seperti buku pengenalan terhadap binatang, pengenalan terhadap cuaca di Indonesia, buku jenis-jenis dinosaurus herbivora, dan lain-lain. Sayangnya, beberapa rak terlihat kosong melompong tanpa buku yang terpajang.


Ruang Baca Lantai 1 -  Dokumentasi Pribadi


Ruang Baca Lesehan Lantai 1 - Dokumentasi Pribadi


Koleksi Buku Anak-Anak Sekolah -Dokumentasi Pribadi


Koleksi Buku Pengetahuan Umum Anak-Anak - Dokumentasi Pribadi


Naik ke lantai 2, ruangannya sangat luas. Namun karena luas tersebut, suasana di lantai 2 jadi kurang nyaman, karena AC tidak terasa sama sekali di ruang baca. Sangat-sangat panas dan membuat gerah, ditambah sepi sekali pengunjungnya. Ketika gue naik ke lantai 2, hanya ada 1 orang pengunjung yang sedang berkutat dengan laptopnya, dengan 2 murid PKL, serta 1 staff di ruang kerjanya. Padahal, koleksi buku di lantai 2 sangatlah menarik. Banyak novel, buku-buku untuk menambah skill, dan ada juga bagian khusus buku-buku agama. Selagi melihat-lihat bagian novel, gue sempat kalap, karena banyak sekali novel yang ingin gue baca ketika itu. Akhirnya gue ambil 4 novel, dan gue bawa ke ruang baca, dengan niat untuk gue pinjam.


Rak-Rak Koleksi Buku di Lantai 2 - Dokumentasi Pribadi

Koleksi Buku Bacaan di Lantai 2 - Dokumentasi Pribadi


Koleksi Lengkap Tafsir Al Misbah di Lantai 2 - Dokumentasi Pribadi


Koleksi Buku-Buku Agama di Lantai 2 - Dokumentasi Pribadi


Oiya, di lantai 2 ini, tepat di bagian kiri ruangan, terdapat jejeran kursi yang sepertinya dapat digunakan untuk acara-acara seperti seminar, atau rapat staff. Banyak sekali kursi berjejer mengingatkan gue dengan kursi di bioskop. Selain itu, terdapat toilet juga di lantai 2 ini, dan pastinya ruang baca yang luas. Setelah explore, akhirnya gue putuskan untuk stay di lantai 2.


Area Untuk Mengadakan Acara di Lantai 2 - Dokumentasi Pribadi


Ruang Baca yang Sangat Luas di Lantai 2 - Dokumentasi Pribadi

Selama menunggu saat interview online, gue sempatkan untuk melanjutkan online course digital marketing dari google. Materinya banyak sekali, sehingga gue cicil pelan-pelan. Lalu 4 novel yang gue ambil dari rak?  Yup, gue amanin untuk gue pinjam. Takut ada yang ambil, padahal sepi pengunjung, ya. Oiya, salah satu fasilitas yang sangat bermanfaat buat gue ketika itu adalah wi-fi. Koneksinya cepat sekali baik di lantai 1 maupun lantai 2.


Waktu berlalu akhirnya para pengunjung banyak yang sudah pulang, termasuk 1 pengunjung yang ada di lantai 2 bersama gue tadi. Dan, ya, akhirnya gue jadi satu-satunya pengunjung di lantai 2. Di ruangan yang luas, kurang sejuk, dan sepi. Karena lumayan iseng, gue turun ke lantai 1 untuk lihat-lihat apakah ada tempat yang pas untuk gue melakukan interview online. Dengan pertimbangan AC yang lebih terasa sejuk, dan suasana yang tidak begitu sepi sehingga tidak iseng, serta cahaya yang lebih terang, akhirnya gue putuskan untuk pindah ke lantai 1, dan gue ambil posisi di ruang baca lesehan anak-anak. That’s why gue tahu buku anak-anak apa saja yang disediakan. Hehehe.


Singkat cerita, jam 2 siang, interview online gue dimulai. Gue udah mempersiapkan headset, namun tidak jadi pakai phone holder, melainkan saat itu HPnya gue senderin pada tumpukan buku-buku. Sempurna! Dan tahukah kalian? Saat itu, jam 2 siang. Pengunjung perpustakaan Cibinong tinggal gue seorang diri. Sisanya hanyalah pegawai-pegawai PNS/honorer, dengan murid-murid PKL yang sudah mulai membenahi buku-buku.


Interview-pun akhirnya selesai dengan lancar selama kurang lebih 30 menit. Dan gue langsung rapih-rapih untuk bersiap pulang dengan membawa 4 novel ke meja resepsionis untuk gue pinjam. Namun sayangnya, Perpustakaan Cibinong belum bisa melayani pinjaman buku saat itu. sedih banget. Gajadi baca novel-novel baru. Huhuhu.


Begitulah kunjungan gue ke Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bogor/ Perpustakaan Cibinong tersebut. Dan gue rasa, masih banyak banget yang harus dibenahi, ya, oleh staff-staff di sana. Padahal, selama 21 tahun berdiri, seharusnya pihak Dinas Arsip dan Perpustakaan sudah banyak melakukan perbaikan-perbaikan sistem ataupun pelayanan yang ada. Untukmenarik minat berkunjung, wajib sekali pelayanannya ditingkatkan, adakan fasilitas pinjam buku, sosialisasi ditingkatkan agar ramai pengunjung, koleksi buku diperbanyak, fasilitas umum di lantai 2 ditingkatkan, termasuk kenyamanan juga harus dtingkatkan. Nah, buat yang tertarik berkunjung, Perpustakaan Cibinong ini buka di hari Senin sampai Jumat, dari jam 8 pagi hingga 3 sore, ya.


Seperti yang sudah banyak kita ketahui, minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Menurut gue, dengan adanya perpustakaan daerah akan sangat membantu dalam peningkatan minat baca, terutama anak-anak. Dengan banyaknya buku anak yang tersedia di Perpustakaan Cibinong, seharusnya bisa menaikkan paling tidak rasa penasarannya dahulu. Maka dari itu, sosialisasi harus ditingkatkan. Terlebih, area komplek Pemda Cibinong dikelilingi oleh banyaknya sekolah. Dari SD-SMP-SMA/SMK, bahkan TK. Dengan anak-anak cerdas yang memiliki minat baca yang tinggi, masyarakat Indonesia ke depannya pasti akan lebih berilmu dan berkualitas. Bukan begitu?


Banyaknya faktor keterbatasan yang dialami oleh anak-anak Indonesia seperti keterbatasan akses internet, keterbatasan penyebaran buku, kurangnya perpustakaan, kurangnya ajaran oleh orang yang lebih dewasa untuk membaca, serta penggunaan gadget yang menimbulkan adiksi terhadapnya, membuat anak-anak susah mendapatkan akses bacaan. Ujung-ujungnya, minat baca rendah karena tidak terbiasa membaca, dan akhirnya menjadi kurang wawasan. Setelah itu, munculah survei yang menyatakan bahwa Indonesia khususnya Jakarta menduduki peringkat pertama dalam "top 20 cities by number of posted tweets". Duniaperpustakaan.com mengatakan Masyarakat Indonesia hanya bisa "cerewet" saja, tetapi minat bacanya rendah. Unfortunately it's a sad truth.


Tapi tahukah kalian? Ada satu survei yang lumayan membawa angin segar, nih, yaitu survei yang dilakukan oleh The Digital Reader. Dikutip dari salah satu tulisan di kumparan.com, Data survei The Digital Reader menunjukkan persentase minat baca masyarakat Indonesia yang meningkat setiap tahunnya. Pada 2017, persentase minat baca di Indonesia mencapai 36,48 persen. Pada 2018, persentase minat baca di Indonesia mencapai 52,92 persen dan pada 2019 mencapai 53,84 persen. Lalu, pada 2020, hasil kajian kegemaran membaca masyarakat Indonesia tahun 2020 yang dilakukan Perpustakaan Nasional menunjukkan tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia mencapai skor 54,17, lebih tinggi daripada tahun sebelumnya dan termasuk ke kategori sedang.


Maka dari itu, yuk, kita tingkatkan minat membaca kita. Membaca itu seru, lho. Apalagi jika kalian sudah memiliki genre buku favorit. Gue jamin kalian gak akan mau ninggalin buku tersebut sebelum kalian menyelesaikan seluruh halamannya!! Tambah ilmu, tambah wawasan, membuka cakrawala berpikir, dan pastinya tambah pintar, dong


Segitu dulu tulisan dari gue, ya. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi masukan buat pengurus Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bogor/ Perpustakaan Cibinong. Buat yang sudah baca sampai ujung sini, terima kasih, yaaa. Sehat selalu, bahagia selalu. Cheers^^

 

4 comments:

  1. Hai kaak, makasih udah sharing tulisan ini ya. Aku lagi cari2 perpus untuk di eksplor. Semoga jam bukanya bisa setiap hari mempertimbangkan kaum pekerja kaya akuuu 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, Kak Lulu. makasih juga ya udah baca tulisanku :). Iya, nih. sayang banget jam bukanya sepertinya disesuaikan dengan hari kerja PNS yang bertugas di sana. Mudah2an Perpus Cibinong makin ramai, biar jam bukanya diperpanjang dan setiap hari. :)

      Delete
  2. Halo salam kenal Kak Cita, aku juga seneng berkunjung ke perpustakaan-perpustakaan. Sayang banget yaa kayanya perpus kabupaten Bogor sepi banget. Tapi emang sihh jam bukanya ngga nyaman banget buat semua orang. Idamanku tuh perpustakaan yang bukanya sampai malem jadi bisa didatengin pulang kerja dan bisa buat nugas, dan buka juga pas weekend. Tapi perpus ini malah bukanya jam 8-3, anak SMA aja baru pulang sekolah ngga sih 😭 jadi siapa coba yang bisa dateng huhuhu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, salam kenal juga kak Anindya. Iya, sayang banget jam bukanya sebentar banget. Sepertinya memang menyesuaikan dengan jam kerja petugas PNS yang bertugas di sana, deh, jadi anak-anak sekolah juga gabakal bisa sempat berkunjung huhu. Semoga aja peminatnya brtambah banyak, ya, supaya jam bukanya diperpanjang dan setiap hari.
      Anyway, makasih ya udah berkunjung ke sini :)

      Delete