amazon.com |
Judul: Murder in Mesopotamina (Pembunuhan di Mesopotamia)
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2017
Cetakan ke: -
Bahasa: Indonesia
Tebal: -
ISBN: 978-602-03-3944-3
ISBN DIGITAL: 978-602-03-3945-0
Every books lover or books reader must be have their own favorite genre.
For me, since I read all of Sherlock Holmes series, my favorite genre is
always Detective Fiction. You know what, I can read the entire pages of
Detective Fiction for only 2 days. My strong coriousity of the ending doesn’t
let me let go of the book from my grasp. It’s very addicting. But in the
other side, I don’t really into Fantasy Fiction. My imagination just doesn’t
accept the Fantasy Fiction’s story. I don’t know why. Maybe I am way too
realistic. Lol.
So, buku
yang mau gue bahas sekarang adalah –ya, sesuai judul– sebuah novel berjudul ‘Murder in Mesopotamia’ dari Agatha Christie. Siapa tidak kenal Agatha Christie?
Sang pencipta karater Detektif fiktif kenamaan dari Belgia, Hercule Poirot. Gue
rasa, buat orang-orang yang bukan pecinta buku pun kemungkinan besar pernah
mendengar nama tersebut sekali dua kali, ya. Beberapa karya beliau juga dijadikan
sebuah film atau TV episode. Termasuk yang satu ini. Dan to be honest, judul ini adalah judul pertama novel Agatha Christie
yang gue baca. Anyway, gue baca buku
ini melalui aplikasi iPusnas yang bisa di-download
secara gratis di handphone kalian, lho. Hanya tinggal registrasi, dan
jutaaan original copy buku digital dan pastinya legal, sudah ada di genggaman kalian.
Dokumentasi Pribadi |
Dokumentasi Pribadi |
Novel ini pertama kali diterbitkan
pada tahun 1936 di Inggris dan Amerika. Sudahkah kalian lahir? Pasti belum. Novel
ini juga diadaptasi sebagai episode untuk serial Hercule Poirotnya Agatha
Christie pada Juni 2002.
Mesopotamia
Mungkin memang gue yang kurang
pengetahuan atau bagaimana. Namun, yang terlintas di otak gue tentang
Mesopotamia pertama kali adalah salah satu kota di Barat. “Mungkin di Inggris,”
pikir gue. Tapi setelah gue mulai baca, ternyata latarnya jauh sekali dari
Inggris. Lol. Gue malu pada diri sendiri.
Menurut wikipedia, Mesopotamia
berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti tanah di antara sungai-sungai. Tanah
ini terleteak di antara dua sungai besar yaitu Efrat dan Tigris. Daerah yang
kini menjadi Republik Irak (yang juga mencakup bagian dari Suriah dan Turki
ini), pada zaman dahulu disebut Mesopotamia. Begitulah kira-kira ringkasan singkatnya
mengenai daerah Mesopotamia.
abisheva.id |
Place Setting
Latar tempatnya sudah jelas di salah satu daerah di tanah Mesopotamia.
Christie menciptakan sebuah lokasi fiksi yang di-setting tidak jauh dari Baghdad bernama Hassanieh, dengan sebuah
pondok ekspedisi arkeologi bernama Pondok Ekspedisi Tell Yarimjah. Tell
Yarimjah sendiri adalah sebuah area rumah yang cukup luas, ditempati oleh
sekelompok tim arkeolog dengan beberapa ruangan untuk kepentingan projek galian arkeologi mereka, serta kamar-kamar pribadi anggota kelompok.
Summary
Louise Leidner, istri seorang
arkeolog yang juga pemimpin ekspedisi di Tell Yarimjah, Erich Leidner, diduga
memiliki masalah ketegangan syaraf karena seringnya Louise merasa ketakutan dan
terancam. Louise sering menjerit-jerit ketakutan yang berdasarkan keterangan
anggota ekspedisi lain karena melihat hal-hal aneh seperti melihat wajah yang
menyeramkan di jendela, melihat tangan menggantung-gantung tanpa lengan, dan
lainnya. Hal ini terkadang mengganggu anggota ekspedisi sehingga mereka
menganggap suasana canggung dan kaku yang
tercipta di pondok Tell Yarimjah disebabkan karena hal tersebut.
Akibat permasalahan tersebut, Doktor
Leidner melalui Dokter Giles Reilly (seorang dokter di Hassanieh) meminta Amy Lethearan, seorang perawat asal
Inggris untuk merawat Louise Leidner dengan permasalahan ketegangan syarafnya
itu. Sejak awal, Amy sudah merasa ada sesuatu yang janggal dai sikap Doktor
Leidner yang tidak mau menceritakan langsung apa yang menjadi penyebab
ketakutan Mrs. Leidner, hingga Mrs. Leidner menceritakan permasalahannya
sendiri ke Amy.
Tidak lama sejak Amy sampai di
pondok Tell Yarimjah, Mrs. Leidner ditemukan terbunuh di dalam kamarnya sendiri
dengan luka di bagian pelipisnya. Diduga Mrs. Leidner mendapat hantaman dari
benda berat yang meyebabkannya tewas seketika. Dengan teka-teki yang sulit
dipecahkan, akhirnya Kapten Maitland yang bertugas menangani kasus tersebut menyarankann
agar Hercule Poirot –yang kebetulan sedang berada di Baghdad– ikut membantu
memecahkan kasus ini.
Sejak Poirot datang, kebenaran satu
persatu akhirnya terungkap mulai dari apa yang selama ini meneror Mrs. Leidner,
masa lalu Mrs. Leidner, hubungan Mrs. Leidner dengan angota ekspedisi –termasuk
hubungan dengan suaminya–, hingga pelaku akhirnya berhasil diungkap.
Point of View
Novel ini diceritakan dari sudut
pandang Suster Amy Lethearan. Dalam cerita tersebut, Dr. Giles Reilly meminta
Suster Leatheran untuk menuliskan keseluruhan cerita, karena Amy adalah yang
menurut Dokter Reilly memiliki sikap profesional dan tidak memihak. Amy juga,
menurut Dokter Reilly adalah saksi mata yang terpelajar dan suka memperhatikan.
Awalnya Amy meragukan dirinya sendiri, hingga akhirnya Amy setuju dengan
perintah Dokter Reilly.
My Opinion
First impressions dari gue di kali pertama baca karya Agatha Christie adalah cerita ini tidak
begitu berat. Kasus yang disajikan tidak sulit dicerna oleh para pembaca. Terkesan
sederhana namun tetap saja gue gabisa nebak
dengan benar siapa pelakunya. Plot twist
yang disajikan lumayan membuat gue lumayan bergidik ngeri, tetapi juga tidak
terlalu kaget, karena tokoh pelaku dan kemungkinan-kemungkinan yang dibangun
tidak jauh-jauh dari lingkungan latar tempat, alias anggota ekspedisi itu
sendiri.
Meskipun gue gagal menebak siapa
pelakunya (sempat kepikiran ke pelaku, tapi tidak yakin), tapi gue bisa menebak
cara bagaimana Mrs. Leidner terbunuh (meskipun tidak terlalu detail). Mungkin karena
gue kebanyakan baca Sherlock Holmes, ya.
Di tengah-tengah cerita, gue lumayan
cukup bosan di bagian ketika Poirot dengan sangat panjang menjelaskan
kemungkinan-kemungkinan atau pendapat yang ia dapatkan. Gue lebih suka apabila
Poirot menjelaskannya sambil mengelilingi pondok Tell Yarimjah untuk sekalian
investigasi. Ya, ini hanya my humble opinion. Keseluruhan ceritanya tetap saja sangat fantastis, dan gue gak sabar untuk membaca kisah-kisah
Poirot dari Agatha Christie lainnya.
‘Murder in Mesopotamia’ TV Series
Saking tertariknya gue dengan cerita
ini, dan rasa-rasanya sampai gue gak mau
cerita novel ini berakhir –lol–, akhirnya gue mencari serial ini sesaat setelah
gue menyelesaikan bacaan. Dan walaaa gue langsung mendapatkannya di Youtube.
Setelah gue tonton, sudut pandangnya
ternyata berubah, dan beberapa tokoh juga diubah latar belakangnya.
imdb |
Di antaranya yang berbeda adalah
kalau di novel, sudut andang ada di Suster Amy, ia pula yang banyak membantu
Poirot mengupas misteri, serta sangat terlihat sebagai seorang suster yang
intelek. Namun di serial ini, hampir sebagian peran Suster Amy di novel
dialihkan menjadi peran Hastings. Ya, Hastings yang tidak muncul di Novel
ternyata dimunculkan di seriesnya. Buat yang tidak tahu, Hastings adalah rekan
kerja dan sahabatnya Poirot. Seperti Watson dalam Sherlock Holmes. Nah, jadinya
di serial ini, Amy tidak terlalu menonjol perannya, yang sangat disayangkan sekali oleh para pembaca.
Perbedaan lain adalah jumlah anggota
yang tewas. Di novel hanya dua yang tewas termasuk Mrs. Leidner, namun di
serial ini, terdapat satu anggota lagi yang tewas. Selain itu, tokoh Sheilla
Reilly di novel merupakan anak dari Dokter Reilly, namun di serial, tokoh
Dokter Reilly tidak ada, sehingga Sheilla menjadi anak dari Kapten Maitland. Terdapat
beberapa perbedaan lain antara novel dan serialnya. Namun serialnya tetap worth
dan seru untuk ditonton, kok.
Set tempat sebuah penggalian
arkeologi dibuat sangat real. Lokasinya
adalah di Situs Archaelogical Uthina, dan di Hotel Cassino di Hammam Lif.
Keduanya berada di Tunisia.
wikimedia.org |
wikimedia.org |
--
Begitulah cerita pertama karya
Agatha Christie yang gue baca. Dan gue gak
sabar banget untuk baca
cerita-cerita beliau selanjutnya. Gue bersyukur banget ada aplikasi iPusnas
sehingga bisa baca buku digitalnya dengan legal. Tapi, suatu saat gue pasti
akan beli buku fisiknya langsung. Karena jujur, gue lebih suka baca buku fisik
daripada digital. Huhuhu.
Terima kasih ya buat yang sudah
baca. Mohon maaf apabila tulisannya kurang greget. Sehat selalu, bahagia selalu. Cheers^^
No comments:
Post a Comment