12/27/2021

Book Talk - Murder in Mesopotamia by Agatha Christie

 

amazon.com


Judul: Murder in Mesopotamina (Pembunuhan di Mesopotamia)
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2017
Cetakan ke: -
Bahasa: Indonesia
Tebal: -
ISBN: 978-602-03-3944-3
ISBN DIGITAL: 978-602-03-3945-0


Every books lover or books reader must be have their own favorite genre. For me, since I read all of Sherlock Holmes series, my favorite genre is always Detective Fiction. You know what, I can read the entire pages of Detective Fiction for only 2 days. My strong coriousity of the ending doesn’t let me let go of the book from my grasp. It’s very addicting. But in the other side, I don’t really into Fantasy Fiction. My imagination just doesn’t accept the Fantasy Fiction’s story. I don’t know why. Maybe I am way too realistic. Lol.


So, buku yang mau gue bahas sekarang adalah –ya, sesuai judul– sebuah novel berjudul ‘Murder in Mesopotamia’ dari Agatha Christie. Siapa tidak kenal Agatha Christie? Sang pencipta karater Detektif fiktif kenamaan dari Belgia, Hercule Poirot. Gue rasa, buat orang-orang yang bukan pecinta buku pun kemungkinan besar pernah mendengar nama tersebut sekali dua kali, ya. Beberapa karya beliau juga dijadikan sebuah film atau TV episode. Termasuk yang satu ini. Dan to be honest, judul ini adalah judul pertama novel Agatha Christie yang gue baca. Anyway, gue baca buku ini melalui aplikasi iPusnas yang bisa di-download secara gratis di handphone kalian, lho. Hanya tinggal registrasi, dan jutaaan original copy buku digital dan pastinya legal, sudah ada di genggaman kalian.


Dokumentasi Pribadi




Dokumentasi Pribadi



Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1936 di Inggris dan Amerika. Sudahkah kalian lahir? Pasti belum. Novel ini juga diadaptasi sebagai episode untuk serial Hercule Poirotnya Agatha Christie pada Juni 2002.

 

Mesopotamia

Mungkin memang gue yang kurang pengetahuan atau bagaimana. Namun, yang terlintas di otak gue tentang Mesopotamia pertama kali adalah salah satu kota di Barat. “Mungkin di Inggris,” pikir gue. Tapi setelah gue mulai baca, ternyata latarnya jauh sekali dari Inggris. Lol. Gue malu pada diri sendiri.


Menurut wikipedia, Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti tanah di antara sungai-sungai. Tanah ini terleteak di antara dua sungai besar yaitu Efrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak (yang juga mencakup bagian dari Suriah dan Turki ini), pada zaman dahulu disebut Mesopotamia. Begitulah kira-kira ringkasan singkatnya mengenai daerah Mesopotamia.


abisheva.id

Place Setting

Latar tempatnya sudah jelas di salah satu daerah di tanah Mesopotamia. Christie menciptakan sebuah lokasi fiksi yang di-setting tidak jauh dari Baghdad bernama Hassanieh, dengan sebuah pondok ekspedisi arkeologi bernama Pondok Ekspedisi Tell Yarimjah. Tell Yarimjah sendiri adalah sebuah area rumah yang cukup luas, ditempati oleh sekelompok tim arkeolog dengan beberapa ruangan untuk kepentingan projek galian arkeologi mereka, serta kamar-kamar pribadi anggota kelompok.

 

Summary

Louise Leidner, istri seorang arkeolog yang juga pemimpin ekspedisi di Tell Yarimjah, Erich Leidner, diduga memiliki masalah ketegangan syaraf karena seringnya Louise merasa ketakutan dan terancam. Louise sering menjerit-jerit ketakutan yang berdasarkan keterangan anggota ekspedisi lain karena melihat hal-hal aneh seperti melihat wajah yang menyeramkan di jendela, melihat tangan menggantung-gantung tanpa lengan, dan lainnya. Hal ini terkadang mengganggu anggota ekspedisi sehingga mereka menganggap suasana canggung dan kaku yang  tercipta di pondok Tell Yarimjah disebabkan karena hal tersebut.


Akibat permasalahan tersebut, Doktor Leidner melalui Dokter Giles Reilly (seorang dokter di Hassanieh) meminta Amy Lethearan, seorang perawat asal Inggris untuk merawat Louise Leidner dengan permasalahan ketegangan syarafnya itu. Sejak awal, Amy sudah merasa ada sesuatu yang janggal dai sikap Doktor Leidner yang tidak mau menceritakan langsung apa yang menjadi penyebab ketakutan Mrs. Leidner, hingga Mrs. Leidner menceritakan permasalahannya sendiri ke Amy.


Tidak lama sejak Amy sampai di pondok Tell Yarimjah, Mrs. Leidner ditemukan terbunuh di dalam kamarnya sendiri dengan luka di bagian pelipisnya. Diduga Mrs. Leidner mendapat hantaman dari benda berat yang meyebabkannya tewas seketika. Dengan teka-teki yang sulit dipecahkan, akhirnya Kapten Maitland yang bertugas menangani kasus tersebut menyarankann agar Hercule Poirot –yang kebetulan sedang berada di Baghdad– ikut membantu memecahkan kasus ini.


Sejak Poirot datang, kebenaran satu persatu akhirnya terungkap mulai dari apa yang selama ini meneror Mrs. Leidner, masa lalu Mrs. Leidner, hubungan Mrs. Leidner dengan angota ekspedisi –termasuk hubungan dengan suaminya–, hingga pelaku akhirnya berhasil diungkap.

 

Point of View

Novel ini diceritakan dari sudut pandang Suster Amy Lethearan. Dalam cerita tersebut, Dr. Giles Reilly meminta Suster Leatheran untuk menuliskan keseluruhan cerita, karena Amy adalah yang menurut Dokter Reilly memiliki sikap profesional dan tidak memihak. Amy juga, menurut Dokter Reilly adalah saksi mata yang terpelajar dan suka memperhatikan. Awalnya Amy meragukan dirinya sendiri, hingga akhirnya Amy setuju dengan perintah Dokter Reilly.

 

My Opinion

First impressions dari gue di kali pertama baca karya Agatha Christie adalah cerita ini tidak begitu berat. Kasus yang disajikan tidak sulit dicerna oleh para pembaca. Terkesan sederhana namun tetap saja gue gabisa nebak dengan benar siapa pelakunya. Plot twist yang disajikan lumayan membuat gue lumayan bergidik ngeri, tetapi juga tidak terlalu kaget, karena tokoh pelaku dan kemungkinan-kemungkinan yang dibangun tidak jauh-jauh dari lingkungan latar tempat, alias anggota ekspedisi itu sendiri.


Meskipun gue gagal menebak siapa pelakunya (sempat kepikiran ke pelaku, tapi tidak yakin), tapi gue bisa menebak cara bagaimana Mrs. Leidner terbunuh (meskipun tidak terlalu detail). Mungkin karena gue kebanyakan baca Sherlock Holmes, ya. 


Di tengah-tengah cerita, gue lumayan cukup bosan di bagian ketika Poirot dengan sangat panjang menjelaskan kemungkinan-kemungkinan atau pendapat yang ia dapatkan. Gue lebih suka apabila Poirot menjelaskannya sambil mengelilingi pondok Tell Yarimjah untuk sekalian investigasi. Ya, ini hanya my humble opinion. Keseluruhan ceritanya tetap saja sangat fantastis, dan gue gak sabar untuk membaca kisah-kisah Poirot dari Agatha Christie lainnya.

 

‘Murder in Mesopotamia’ TV Series

Saking tertariknya gue dengan cerita ini, dan rasa-rasanya sampai gue gak mau cerita novel ini berakhir –lol–, akhirnya gue mencari serial ini sesaat setelah gue menyelesaikan bacaan. Dan walaaa gue langsung mendapatkannya di Youtube. Setelah gue tonton, sudut  pandangnya ternyata berubah, dan beberapa tokoh juga diubah latar belakangnya.


imdb


Di antaranya yang berbeda adalah kalau di novel, sudut andang ada di Suster Amy, ia pula yang banyak membantu Poirot mengupas misteri, serta sangat terlihat sebagai seorang suster yang intelek. Namun di serial ini, hampir sebagian peran Suster Amy di novel dialihkan menjadi peran Hastings. Ya, Hastings yang tidak muncul di Novel ternyata dimunculkan di seriesnya. Buat yang tidak tahu, Hastings adalah rekan kerja dan sahabatnya Poirot. Seperti Watson dalam Sherlock Holmes. Nah, jadinya di serial ini, Amy tidak terlalu menonjol perannya, yang sangat disayangkan sekali oleh para pembaca.


Perbedaan lain adalah jumlah anggota yang tewas. Di novel hanya dua yang tewas termasuk Mrs. Leidner, namun di serial ini, terdapat satu anggota lagi yang tewas. Selain itu, tokoh Sheilla Reilly di novel merupakan anak dari Dokter Reilly, namun di serial, tokoh Dokter Reilly tidak ada, sehingga Sheilla menjadi anak dari Kapten Maitland. Terdapat beberapa perbedaan lain antara novel dan serialnya. Namun serialnya tetap worth dan seru untuk ditonton, kok.


Set tempat sebuah penggalian arkeologi dibuat sangat real. Lokasinya adalah di Situs Archaelogical Uthina, dan di Hotel Cassino di Hammam Lif. Keduanya berada di Tunisia.


wikimedia.org



wikimedia.org

--


Begitulah cerita pertama karya Agatha Christie yang gue baca. Dan gue gak sabar banget untuk baca cerita-cerita beliau selanjutnya. Gue bersyukur banget ada aplikasi iPusnas sehingga bisa baca buku digitalnya dengan legal. Tapi, suatu saat gue pasti akan beli buku fisiknya langsung. Karena jujur, gue lebih suka baca buku fisik daripada digital. Huhuhu.


Terima kasih ya buat yang sudah baca. Mohon maaf apabila tulisannya kurang greget. Sehat selalu, bahagia selalu. Cheers^^



No comments:

Post a Comment