health.clevelandclinic.org |
Seperti judul yang telah kalian
baca, I just got my first dose of vaccine on 4th Sept 2021.
Sebetulnya rada telat sih, ya. Karena
orang-orang kayaknya sudah pada
selesai sampai dosis ke dua (bahkan nakes beberapa sudah mendapatkan dosis ke
tiga), sedangkan gue baru dapat yang pertama. Hehehe. Sebetulnya bukan karena di wilayah gue jarang yang ngadain vaksinasi. Di wilayah gue, di
Cibinong, justru udah sering banget deh
yang namanya vaksin massal itu diadain. Kayak
contohnya di Stadion Pakansari yang rutin mengadakan vaksinasi massal dosis
pertama ataupun ke dua setiap hari Selasa dan Kamis. Belum lagi vaksinasi di mall, di kelurahan, di polres, di
kecamatan, dll. Sesering itu diaddakan vaksinasi massal, kenapa gue baru dapat?
Bukan karena baru dapat, tapi baru aman. Hehehe.
Gue itu ada masalah dengan riwayat
penyakit gue. Yang paling gue takutin adalah kecurigaan dokter online setelah gue konsultasi di
ha**doc, bahwa gue punya Rheumatoid
Asthritis, salah satu penyakit autoimun. Kita semua tahu bahwa penderita
autoimun disarankan untuk menunda vaksinasi. Dan eng ing eng, gue dicurigai kena RA di tahun 2020, waktu Covid lagi
baru muncul-munculnya di Indonesia. Waktu itu gue konsul di dokter ha**doc,
bahwa tiba-tiba sendi-sendi jari tangan dan kaki gue sakit luar biasa. Gue gak bisa nekuk sempurna ketika duduk Tahiyyat Akhir dan duduk di antara dua
sujud. Gue gak bisa megang benda
berat-berat, gue gak bisa menggenggam
sempurna barang di tangan karena sendi-sendi jari gue sakit. Dan ini gue rasa
secara tiba-tiba. Kurang lebih satu bulan gue ngerasain sakit dan gak berani ke dokter karena lagi ramai
Covid.
Ketika konsul, gue ditanya apa yang
dirasa, gue jelasin semua yang gue rasa, sudah berapa lama gue begini, dan ada
gejala lain apalagi. Satu yang gue inget adalah
pertanyaan apakah rambut gue akhir-akhir ini jadi lebih rontok. Lol. Gue pikir-pikir
waktu itu, dan gue jawab “kayaknya iya,
deh”. Padahal setelah dipikir-pikir
lagi, emang salah satu permasalahan
rambut gue dari dulu ya rontok. Setelah gue jawab iya, dijawablah oleh dokter
bahwa gue bisa jadi kena rematik. Ternyata rematik bukan hanya penyakit milik
kalangan orang tua, tetapi bisa juga dialami oleh usia muda, nah itu dinamakan RA. Namun tetap,
dokter tersebut belum bisa memastikan karena ini semua baru dari hasil
wawancara online, belum dicek lab. Gue tetap disarankan untuk pergi ke
RS untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tapi gue gak nurut. Dari situ gue gak
pernah ke RS untuk periksa apakah betul gue punya Autoimun, karena gak lama dari situ, Alhamdulillah sakit
sendi gue tersebut membaik.
Gue gak pernah konsul ke dokter penyakit dalam mengenai hal itu sampai
gue udah harus di-vaksin, karena selain untuk mengurangi gejala apabila
terpapar Covid, sertivikatnya juga perlu untuk gue gunakan sebagai syarat tes
CPNS. Hehehe. Akhirnya datanglah gue
ke dokter umum. Gue ceritain semua dari awal, lalu dokter meminta gue buat cek
darah, tapi yang gue heran, ternyata yang di-cek adalah kadar gula darah,
kolesterol, dan asam urat. Semua angka menunjukkan hasil yang bagus. Sampai gue
cerita bahhwa belum lama ini, kadar asam urat gue tinggi sampai di angka 10
mg/dL, di mana untuk perempuan, amannya adalah 2,4 – 6,0 mg/dL. Lalu setelah tahu
bahwa asam urat gue tinggi itu, gue langsung minum obat, makanya pas cek lab
hari itu, kadar asam urat gue udah bagus
lagi.
Setelah itu
dokter umumnya bilang bahwa yang gue rasain tahun lalu adalah asam urat yang
lagi tinggi, dan bukan autoimun. Karena kalau gejala RA Autoimun, sendi-sendi
jari betul-betul tidak bisa ditekuk. Dari situ aman. Gue udah memastikan bahwa
gue aman untuk divaksin.
Pikiran gue
berlanjut, di satu sisi, gue juga punya GERD atau bahasa mudahnya asam lambung.
Gue kalau lagi panik, asam lambung naik, stres banyak pikiran, gejalanya
langsung terasa yaitu sendawa terus, mual, serta sesak nafas. Dan itu masih
sering gue rasain. Banyak yang bilang bahwa kita tidak boleh divaksinasi ketika
sesak nafas, maka dari itu gue pun kembali bingung amankah gue untuk divaksin. Sampai
gue ada di titik bahwa gue harus ikut tes CPNS, dan memerlukan sertifikat
vaksin, gue beranikan diri untuk divaksin.
Long story short, gue dapat
info bahwa tanggal 4 September, Polres Bogor mengadakan vaksinasi. Gue panik,
karena h-1 gue mau divaksin, tiba-tiba sesak nafas gue kambuh wkwkwk. Ini pasti karena gue panik, jadi
gue tiba-tiba sesak. Gue coba minumin air hangat supaya mereda, gue coba santai
di kasur biar hilang, dan sampai pada gue nemu video di youtube cara mengatur
pernafasan supaya sesak nafas mereda. Setelah gue praktekin, Alhamdulillah sesak nafas gue
betul-betul mereda. Alhamdulillah gue rasa gue aman untuk besok divaksin.
Sampailah gue
di Polres Bogor jam 7 pagi bareng sepupu. Kita berangkat diantar bapak gue. Ketika
ngantri, gue mencoba tidak panik supaya gue gak sesek nafas, tapi sesekali gue
harus ngambil nafas dalam karena engap wkwkwk.
Lalu nama gue dipanggil giliran, disuntiklah gue di tangan kiri. Deug. Lumayan perih, padahal gue biasa
ambil darah ga ada rasanya wkwkwk.
Yah, begitulah akhirnya gue dapat vaksin dosis pertama.
Sensasi
pertama yang gue rasain, entah karena
panik atau apa, serasa ada yang ngejutin di bagian dada kiri. Cuma sepersekian
detik, sih. Dan lagi-lagi gue panik,
gue kenapa, nih. Tapi Alhamdulillah aman.
Ketika lagi observasi 15 menit, mulai terasa pegal di belakang leher, sakit di
area suntik, pegal tangan, pegal bahu, dll. Sejauh itu aman sampai tiba di
rumah, dan ngantukkkk banget. Akhirnya tidur kurang lebih 15 menit-an.
Dua hari setelah
vaksin, rasa sakit di area suntik masih terasa. Gue berpikir mungkin petugas
suntik yang bagian gue rada grogi waktu itu jadi posisinya gak pas, sehingga bikin
sakitnya gak ilang-ilang wkwk.
Nah, hari ke
tiga setelah vaksin, anehnya gue ngerasain dada kiri gue kayak ketarik, tapi gue gak
yakin apakah ini efek vaksin atau bukan. Gue berasa kalau dada kiri atas sampai
ke sisi ketiak seperti ada yang mengganjal. Ini gue rasain sampai seminggu
setelah vaksin. Sekali lagi gue gatau apakakh ini efek vaksin atau bukan. Intensitas
rasanya dari yang kerasa mengganggu sekali, sampai hanya sesekali terasa. Sekarang
waktu gue lagi ngetik ini, rasanya sudah hilang. Semoga aja gak kerasa lagi.
Sekarang gue
lagi nunggu untuk tes CPNS. Gue lagi giat-giatnya belajar. Sertifikat vaksin
sudah di tangan, dan siap di-print untuk tes CPNS. WISH ME LUCK, YA ALLAH.
No comments:
Post a Comment