10/26/2021

Seramnya Fenomena Budaya Boikot / Cancel Culture

 

lahstalon.org


Akhir-akhir ini, di seluruh platform social media lagi ramai banget dengan kasus yang tengah menimpa aktor “K”. Kenapa heboh banget sampai orang lokal kitapun ikut berkomentar mengenai hal ini? Karena aktor tersebut memang sedang ada di puncak karirnya. Karir ia sedang naik-naiknya, digandrungi para fans wanita karena wajah rupawannya, setiap drama yang ia mainkan sukses disukai banyak orang, variety shownya sedang berjalan, iklannya di mana-mana bahkan sampai menyasar konsumen Indonesia dengan produk skin care-nya.


Namun suatu hari, setelah drama terakhir yang ia perankan berakhir, dan dengan (bisa dibilang) kesuksesan drama tersebut berdasarkan banyaknya komentar positif dari para penonton, tiba-tiba seorang anonymous yang diketahui adalah mantan kekasih aktor “K” buka suara terkait hal-hal (yang diduga) buruk aktor “K” ketika mereka masih menjalin hubungan. Yang paling membuat orang-orang marah adalah pernyataan si anonymous bahwa aktor “K” memaksanya untuk melakukan aborsi janin hasil hubungan mereka berdua. Memang si anonymous tidak menyebutkan nama aktor “K” secara gamblang. Namun, dengan segala pernyataannya dalam pengakuan tersebut, semuanya mengarah ke aktor KSH. Awal-awalnya beberapa netizen dan penggemarnya KSH menepis bahwa yang sedang dibicarakan adalah KSH. Sampai 2 hari berikutnya, aktor KSH secara tidak langsung mengakui dan meminta maaf atas apa yang telah dilakukan berdasarkan pernyataan si anonymous lewat akun instagram pribadinya.


Dus! Seakan-akan seperti membalikkan telapak tangan. Karir aktor “K” yang sedang berada di puncak ke-emasan seketika terjun bebas ke dasar jurang. Karirnya hancur hanya dari pernyataan seorang anonymous terkait masa lalunya. Image-nya yang selama ini dibangun sebagai “good boy” seketika menguap tanpa bekas. Penggemarnya kemudian satu persatu mundur dari barisan. Bahkan netizen yang sekedar menyukai drama-drama yang ia mainkan juga menjadi mual, dan ogah meneruskan episod dramanya sampai habis. Sejak hari itu, dunia seakan mengutuk (yang diduga) kelakuan KSH, terutama soal keputusannya untuk mengaborsi anaknya sendiri. Dan sejak hari itu pula, Aktor “K” terkena cancel culture yang menyeramkan.


Allkpop.com


Apa itu cancel culture? Dikutip dari laman lifestyle.kompas.com, menurut Lisa Nakamura, seorang Professor di University of Michigan, Amerika Serikat, cancel culture adalah “boikot budaya” terhadap selebrity, merek, perusahaan, atau konsep tertentu. Umumnya dilakukan kepada pesohor yang tersandung skandal  atau isu akan perilakunya yang bermasalah. Kemudian, Mengutip dari The Privater Theraphy Clinic Merriam-Webster menyatakan bahwa "cancel", dalam konteks ini, berarti "berhenti memberikan dukungan kepada [seorang] orang". Dictionary.com, dalam kamus budaya popnya, mendefinisikan cancel culture sebagai "menarik dukungan untuk (yaitu 'membatalkan') tokoh publik dan perusahaan setelah mereka melakukan atau mengatakan sesuatu yang dianggap tidak menyenangkan atau menyinggung."  


Nah, di Korea Selatan, sebelum menimpa aktor “K”, sudah banyak banget selebritas yang terkena cancel culure akibat skandal yang mereka lakukan, baik di masa ketika ia sudah menjadi selebritas, ataupun terkait masa lalu mereka yang terbongkar. Sebut saja ex member grup AOA, Jimin yang terkena cancel culture akibat terbongkarnya kenyataan bahwa selama di AOA, ia selalu membully member lain yaitu Mina. Akibat terbongkarnya hal tersebut, para Kpopers dan penggemarnya dipenuhi kekecewaan. Ia terkena cancel culture, dibully oleh masyarakat, lalu hengkang dari grup AOA, dan kabarnya sekarang ia tinggal jauh dari kota Seoul, dan tidak pernah muncul lagi di industri hiburan Korea. Contoh lain adalah (bisa dibilang) skandal terbesar di Korea Selatan, yang menyeret anggota Grup Bigbang, Seungri. Ia terlibat kasus korupsi, obat-obatan terlarang, dan yang terheboh adalah skandal prostitusinya yang sangat dikecam oleh fans ataupun non-fans seluruh dunia. Sejak terbongkarnya skandal tersebut, Seungri memutuskan untuk mundur dari Industri hiburan Korea dan saat ini sedang menjalani masa hukumannya di penjara.


Lihatlah betapa kejamnya cancel culture di Negara ginseng tersebut. Semua image baik yang dibangun dari 0, semua kebaikannya di masa lalu, semua kesuksesan yang pernah diraih, hancur lebur tak tersisa. Di satu sisi  mereka yang terkena skandal memang berhak mendapatkan cancel culture tersebut sebagai hukuman sosial, namun di sisi lain, bukankah sebetulnya mereka berhak dimaafkan? Dimaafkan bukan berarti bisa diterima lagi di industri hiburan, namun instropeksi dan tidak mengulangi kesalahannya di masa lalu adalah salah satu hal positif yang ditimbulkan dari budaya ini.


Apa sih yang menyebabkan adanya cancel culture di Korea Selatan? Dikutip dari cnnindonesia.com, menurut Kritikus budaya pop Kim Hern-sik, K-netz masih sangat menjunjung tinggi nilai dan etika. Sehingga, standar moral dinilai masih lebih tinggi daripada privasi individu sang artis. Lanjut dikatakan oleh Profesor sosiologi di Universitas Kyung-hee, Song Jae-ryong, situasi tersebut yang membuat para artis Korea menjadi "korban" harapan tinggi sebagian besar masyarakat Korea. Oleh sebab itu, tokoh publik di Korea berisiko diboikot apabila dianggap berperilaku berseberangan dengan masyarakat mayoritas.


gusdurian.net


Cancel culture bukan hanya menjadi budaya di Korea Selatan, lho. Negara Tiongkok juga melakukan hal yang sama terhadap selebritasnya yag terkena skandal. Tapi, karena gue gak ngikutin artis-artis Tiongkok, gue jadi kurang tau bagaimana penerapan cancel culture di sana, dan siapa aja selebritas yang terkena cancel culture. Sekarang pertanyaannya, bagaimana kalau cancel culture atau budaya boikot ini diterapkan di Indonesia? Hmmm.


Kita semua tahu, sebagai masyarakat Indonesia, dari dulu sampai saat ini sudah banyak sekali skandal-skandal yang bisa dibilang memalukan dan tidak patut dicontoh oleh penonton. Lalu setelah itu bagaimana? Lihatlah, tanpa gue sebutin satu persatu, banyak sekali pesohor yang setelah melakukan skandal, sampai saat ini masih berlalu lalang di media sosialnya, bahkan ada pula yang kembali lagi muncul di TV setelah menjalani masa hukuman penjara. Yang paling memalukan dan membuat gue pribadi geram, bahkan membuat mayoritas masyarakat Indonesia geram adalah glorifikasi yang sangat berlebihan ketika pesohor yang telah terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur telah bebas dari hukuman penjaranya. Ia diarak menggunakan kalung bunga seolah-olah adalah atlet berprestasi yang baru memenangkan olimpiade, padahal ia adalah seorang predator seksual. Dengan tanpa rasa malu ia melambai-lambaikan tangan ke kerumunan orang-orang yang kala itu menyambutnya bebas. He is so sick! He is a predator! Doesn't he know that?! Dia seharusnya malu dan dengan sadar diri mundur dari dunia hiburan ini. Namun nyatanya? Dia berlalu lalang di TV sampai rakyat ramai-ramai melakukan aksi protes kepada pihak KPI dan stasiun TV agar tidak menayangkan wajahnya. Bayangkan bagaimana apabila ia hidup di Negara yang menerapkan cancel culture? Dia gak akan berani menampilakn wajahnya lagi seperti saat ini.


gulfnews.com



Gue rasa, Indonesia harus menerapkan cancel culture, agar orang-orang berpikir untuk tidak melakukan hal yang buruk, agar orang-orang belajar dari kesalahan orang lain, sehingga dunia hiburan di Indonesia bebas dari skandal memalukan dan tak patut dicontoh.


Kayaknya segitu aja deh bahasan mengenai cancel culture. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian sedikit. Buat yang sudah baca, terima kasih. Cheers^^

No comments:

Post a Comment