![]() |
Tribunnews.com |
Siapa yang tidak kenal dan tidak
mengetahui perjuangan hebat pahlawan wanita kita, R.A. Kartini? Sejak kita TK hingga
SMA, kita selalu memperingati tanggal 21 April sebagai hari Kartini. Setiap
anak perempuan disarankan untuk menggunakan pakaian tradisional Indonesia
(biasanya kebaya) ke sekolah untuk bersama-sama merayakannya. Namun, tahukah
kamu bahwa R.A Kartini bukanlah satu-satunya pahlawan wanita Indonesia? Ada
banyak sekali nama pahlawan wanita Indonesia yang sama hebatnya dengan Kartini.
Salah satunya adalah Rohana Kudus atau Roehanna Koeddoes atau Siti Rohana (Kudus).
Kerennya lagi, Rohana Kudus adalah wartawati perempuan pertama di Indonesia,
lho.
Mungkin masih banyak yang asing
mendengar namanya karena jarang sekali nama Rohana Kudus, dan perjuangannya
bagi wanita Indonesia dipelajari di sekolah. Sampai pada 8 Nopember 2019, Rohana
Kudus dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo bersama
dengan lima tokoh lain yang dianggap berjasa bagi bangsa dan negara. Dan hari
ini, 8 Nopember 2021, Google memasang Doodle Spesial khusus untuk merayakan 2
tahunnya Rohana Kudus sebagai pahlawan Nasional Republik Indonesia.
![]() |
susindra.com |
Masa Kecil Rohana
Rohana Kudus lahir di Koto Gadang,
Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 20 Desember 1884. Ayahnya bernama
Mohamad Rasjad Maharadja Soetan
dan ibunya bernama Kiam. Rohana
Kudus adalah kakak tiri dari
tokoh Sutan Sjahrir dan juga
merupakan bibi dari penyair Chairil Anwar.
Sejak kecil, Rohana telah memiliki
keresahan akan minimnya akses pendidikan untuk anak-anak perempuan. Rohana
kecil ingin merasakan bangku sekolah, sebagaimana yang dirasakan oleh anak-anak
laki-laki. Ayahnya Rohana yang berprofesi sebagai Hoofd Jaksa (Kepala Jaksa) akhirnya memberikan anaknya tersebut
bacaan anak dan berlangganan koran serta majalah. Sehingga meskipun tidak
memakan bangku pendidikan, Rohana dapat menambah pengetahuannya, dan sudah
mengenal abjad latin, Arab, serta Melayu sejak usianya 5 tahun. Selanjutnya di
usia 8 tahun, Rohana telah bisa menulis dalam huruf Arab, latin, Melayu, dan
juga bisa berbahasa Belanda.
Awal Memperjuangkan Pendidikan
Dimulai ketika Rohana kecil suka mengajari
teman-teman perempuannya membaca dan menulis, akhirnya sekitar usia 17 tahun,
Rohana mulai membuka kelas kecil di rumah neneknya. Di kelas tersebut, Rohana
mengajar membaca, menulis, menjahit, menyulam, dan merenda kepada tetangga-tetangga perempuan sebayanya. Namun lambat laun, yang datang makin
beragam, tak terkecuali ibu-ibu dan anak laki-laki yang tidak sekolah. Karena makin
banyaknya orang yang ikut belajar, long
story short, Rohana kemudian mendirikan Sekolah Kerajinan Amai
Setia (KAS) pada tanggal 11 Februari 1911, yaitu sekolah kaum putri yang
mengajarkan keterampilan. Maksud didirikan KAS ini adalah mengangkat derajat
perempuan Melayu di Minangkabau dengan mengajari perempuan melalui menulis,
membaca, berhitung, urusan rumah tangga, agama, akhlak, kepandaian tangan, jahit-menjahit, gunting
menggunting, sulam menyulam, dan lain-lainnya.
![]() |
popbela.com |
![]() |
historia.id |
![]() |
Gedung KAS yang kini menjadi Museum _ wikipedia.com |
Terbitnya Soenting Melajoe
Tidak puas sampai berdirinya KAS, Rohana masih ingin sekali melebarkan perjuangannya ke daerah lain, agar setiap perempuan Indonesia dapat dengan setara mendapat akses pendidikan. Akhirnya, Rohana mengirimkan surat kepada Datuk Sutan Maharadja, pemimpin redaksi Oetoesan Melajoe, di Padang. Rohana menyampaikan keinginannya agar perempuan diberi kesmepatan pendidikan yang sama sperti laki-laki. Ia juga mengusulkan agar Oetoesan Melajoe memberi ruang kepada tulisan perempuan. Maharadja pun tertarik, dan mendatangi langsung Rohana ke Koto Gadang. Di pertemuan tersebut, Rohana juga menambahkan usulan untuk diterbitkannya surat kabar yang dikhususkan untuk perempuan. Long story short, setelah persiapan yang matang, maka terbitlah Soenting Melajoe. Surat kabar yang dikhususkan untuk perempuan di seluruh tanah Melayu.
![]() |
merdeka.com |
Soenting Melajoe terbit pertama pada 10 Juli 1912. Terbit seminggu sekali dengan panjang 4 halaman. Persebaran Soenting Melajoe tak hanya di Minangkabau dan Sumatera, namun juga menjangkau Malaka dan Singapura. Tulisan yang dibuat Soenting Melajoe beragam. Selain berita Belanda yang diterjemahkan oleh Rohana, koran ini juga menyajikan sejarah, tulisan para kontributor, hingga puisi. Rohana juga pastinya ikut menulis di setiap edisi.
![]() |
wikipedia.com |
Menjadi
Pemimpin Redaksi
Kiprah
Rohana dalam bidang jurnalistik tidak berhenti di Soenting Melajoe saja. Pada 1920, Rohana memimpin redaksi Perempuan Bergerak. Lalu pada 1924,
Rohana diangkat menjadi redaktur surat kabar Radio, harian yang diterbitkan Cinta Melayu di Padang. Tulisan-tulisan
Rohana kebanyakan berisi ajakan pada kaum perempuan agar lebih maju. Ia pun
mengkritik praktik pergundikan yang dilakukan orang-orang Belanda kepada
perempuan Indonesia, pekerjaan tak manusiawi di Perkebunan Deli, dan permainan
para mandor yang menjebak buruh-buruh perempuan dalam prostitusi.
Jadi,
begitulah kisah hebat dan mengispirasi dari Pahlawan Nasional sekaligus
wartawati pertama kita di Indonesia, Rohana Kudus, hingga pada akhirnya beliau
wafat pada 17 Agustus 1972. Lewat tulisan-tulisannya, ia bertekad untuk terus
memperjuangkan pendidikan kaum wanita. Sebelum mendapatkan gelar Pahlawan
Nasional pada 2019, Rohana Kudus juga beberapa kali mendapat penghargaan, yaitu
sebagai Wartawati Pertama Indonesia (1974), lalu pada Hari Pers Nasional ke-3,
9 Februari 1987, Menteri Penerangan Harmoko menganugerahinya sebagai Perintis
Pers Indonesia. Dan pada tanggal 6 November 2007 pemerintah Indonesia
menganugerahkan Bintang Jasa Utama.
![]() |
era.id |
Kiprah
Rohana Kudus dalam bidang jurnalistik seharusnya bisa menjadi inspirasi dan motivasi
bagi para jurnalis-jurnalis perempuan Indonesia untuk selalu
menyajikan berita atau tulisan yang bermanfaat, bahkan tulisan yang membawa perubahan baik bagi para pembaca atau bagi Bangsa Indonesia.
Berkat perjuangannya tersebut, tidak heran kalau hari ini Google membuatkan Doodle
khusus untuk mengenang Rohana Kudus.
Sekian
dulu tulisan untuk hari ini, semua sumber tulisan ini akan gue cantumkan di
bawah. Terima kasih banyak buat yang sudah baca. Sehat selalu, bahagia selalu.
Cheers^^
Source:
https://historia.id/kultur/articles/perjuangan-rohana-dalam-pendidikan-kaumnya-Pdle3/page/4
https://muskitnas.net/2020/04/29/rohana-kudus-membela-nasib-perempuan-lewat-tulisan/
No comments:
Post a Comment