3/15/2020

Record Store Day Kota Bogor 2018

Record Store Day Bogor 2018 - (Foto: Instagram)



Bogor, 29 April 2018Record Store Day merupakan ajang apresiasi bagi musik independent dan ajang untuk jual beli rekaman fisik bagi para musisi independent. Record Store Day sendiri jatuh pada tanggal 21 April setiap tahunnya di seluruh dunia, dan pada tahun ini, beberapa kota besar di Indonesia menggelar Record Store Day termasuk Kota Bogor yang digelar pada 29 April di Bogor Botani Square. (29/4)


Pada ajang Record Store Day kali ini, terdapat tujuh kota di Indonesia yang menggelar pasar musik, bazaar, talkshow seputar musik, juga penampilan band-band lokal. Kota-kota tersebut ialah Jakarta, Semarang, Tangerang, Bogor, Denpasar, Medan, Cirebon, serta Jambi. 


Pramedya Nataprawira sebagai host mengatakan bahwa acara ini baru pertama kali digelar di Bogor Botani Square. “Nih kita baru pertama kali ya ngadain di Botani Square. Sebelum-sebelumnya biasanya di RRI. Tahun-tahun sebelumnya kita ngadain selalu di RRI,” ujar Pramedya di atas panggung. 

Pada Record Store Day Bogor ini sendiri, terdapat music market, music performace, demo trade, serta music talkshow


Music Market ialah berbagai label rekaman mandiri, netlabel serta organisasi yang menaungi berbagai musisi independent untuk merilis karya mereka dalam bentuk fisik. 


Berbagai label yang berpartisipasi di Record Store Day Bogor ini adalah Adams Records, Bens & Co Records, Demajor Records, Eternal Store, FFWD Records, Hujan! Records, Jejak Tikus Records, Kebun Suara, Kick It Records, Tromagnon Records dan Set the Fire Distro. 


Music Talkshow adalah acara bincang-bincang mengenai musik yang diisi oleh para influencer musik independent. Tema Talkshow kali ini ada dua. Yang pertama adalah “Apa itu Indie?” yang diisi oleh Marine Ramdhani, influencer musik independent dari FFWD Records dan oleh Edo Wallad, influencer musik independent dari The Safari.

(Foto: Cita) – Talkshow “Apa itu indie?” (29/4)


Tema yang kedua adalah “Geliat Komunitas Kreatif di Kota Hujan” yang diisi oleh Yoga Pratama dari GSRB Kolektif, Arief Wijaya dari Suara Hujan, serta Aris Nugraha dari Lionglatte Collective selaku Organizer acara ini. 


Acara lainnya adalah music performance, yaitu pernampilan musik dari band-band independent lokal. Mereka diantaranya adalah Ambarilla, Antartick, Mery Celeste, Neal, Saptarasa, Texpack serta Topi Jerami. 

(Foto: Cita) – Penampilan Band Saptarasa (29/4)


Bram, salah seorang penonton dan penikmat musik independent mengaku bahwa penampilan live lebih seru daripada hanya dari youtube atau music player. 


“Saya emang suka musik genre kayak gini sih. Beda aja dari yang lain. Terus beda kalo denger di hp atau di youtube. Lebih seru nonton langsung. Favorit sih Saptarasa ya. Keren aja gitu aliran dangdut tapi pop. Ya keren lah,” akunya. 


Satu lagi acara Record Store Day Bogor ini adalah Demo Trade. Demo Trade adalah ajang barter atau bertukar lagu dari para band-band independent yang sudah atau belum memiliki album fisik. Barter lagu bisa menggunakan CD, Flashdisk atau media pemyimpanan data lainnya yang nantinya lagu akan dicopy dan musisi yang ikut membagikan lagunya akan dapat pula lagu-lagu dari musisi lain secara gratis. 


Aga, salah seorang musisi independent mengaku ikut barter demo lagu dari band-nya. “Saya ikut barter supaya lagu dari band saya bisa lebih banyak didengarkan oleh pecinta musik dan supaya saya juga bisa mendengar musik-musik band indie lainnya,” tuturnya. 

(Foto: Cita) – Lapak penjual CD (29/4)



Ajang ini juga tidak dilewati oleh para penjual dan pecinta kaset, CD, piringan hitam/vinyl menjual dan mencari CD band favorit mereka. Mulai dari yang jadul hingga yang kekinian. 

*CNW*

No comments:

Post a Comment